Benarkah Dosa Zina Akan Dibayar Anak Keturunan?
Oase.id - Setiap individu bertanggung jawab atas perbuatan dan dosa yang dilakukannya sendiri. Salah satu kesalahpahaman yang kadang beredar di masyarakat adalah keyakinan bahwa dosa zina seseorang akan menimpa anak atau keluarga mereka. Keyakinan ini tidak memiliki dasar yang kuat dalam syariat Islam. Sebaliknya, Islam menekankan bahwa setiap jiwa bertanggung jawab atas amal perbuatannya masing-masing dan tidak ada dosa yang dapat diwariskan kepada orang lain.
Al-Qur’an secara tegas menegaskan bahwa setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas amal perbuatannya sendiri, tanpa membebankan dosa kepada orang lain. Dalam Surah Al-An'am, Allah SWT berfirman:
"Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain." (QS. Al-An'am: 164)
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa seseorang hanya bertanggung jawab atas dosa dan amalannya sendiri. Tidak ada sistem dalam Islam yang mengajarkan bahwa dosa seorang individu, termasuk dosa besar seperti zina, akan dialihkan kepada anggota keluarga lainnya, termasuk anak-anak.
Korelasi Antara Amal Baik dan Buruk serta Generasi Selanjutnya
Meskipun tidak ada hubungan langsung antara dosa seseorang dengan keluarga atau anak-anaknya, Islam mengajarkan bahwa pendidikan dan lingkungan keluarga sangat mempengaruhi perkembangan spiritual seorang anak. Orang tua yang berperilaku baik dan taat kepada Allah akan berpeluang lebih besar memiliki anak-anak yang juga baik dan saleh. Namun, ini bukan berarti dosa orang tua akan mempengaruhi anak secara langsung.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur’an:
"Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka." (QS. At-Tur: 21)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa keberkahan iman dan amal saleh dapat diwariskan secara spiritual kepada generasi selanjutnya, namun tidak berarti bahwa dosa dan perbuatan buruk akan ditanggung oleh anak-anak.
Syaikh Sulaiman bin Salimullah Ar-Ruhaily, seorang ulama Arab Saudi juga meluruskan pendapat anak akan membayar dosa zina orangtuanya karena dihubungkan dengan hadits yang menyebut, "Zina adalah utang".
Syaikh Sulaiman bin Salimullah Ar-Ruhaily, dalam sebuah majelis seperti dikutip dari channel YouTube ShahihFiqih mengatakan bahwa Allah tidak akan menghukum seseorang karena dosa orang lain.
"Allah Maha Bijaksana dan Maha Adil. Allah tidak akan menghukum seseorang karena dosa orang lain. Tidak benar pendapat sebagian ulama,"Siapa yang berzina, maka salah satu keluarganya akan dizinai orang lain," jawabnya.
Selanjutnya ia menegaskan bahwa meski begitu bisa jadi, seseorang yang berbuat zina adalah penyebab keturunannya rusak.
"Mungkin saja wanita di keluarganya, sudah rusak moralnya. Maka ia pun berzina. Disebabkan laki-laki tadi tidak mendidika wanita tersebut," jelasnya.
"Ada pun perkataan jika seorang laki-laki berzina, lalu ia dihukum Allah, wanita yang tak berdosa di keluarganya, atau saudarinya juga dizinai orang lain.
Ini tidak benar. Dasar-dasar dan aturan syariat bertentangan dengan hal ini," tegas dia.
Allah SWT Maha Adil. Prinsip keadilan dalam Islam adalah bahwa seseorang hanya akan bertanggung jawab atas amalnya sendiri, baik itu amal baik atau buruk. Dalam Surah Al-Baqarah, Allah subhanahu wa ta'ala
berfirman:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari (kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari (kejahatan) yang dikerjakannya."
(QS. Al-Baqarah: 286)
Ayat ini mempertegas bahwa setiap individu akan diperlakukan dengan adil sesuai dengan perbuatannya. Dosa besar seperti zina, meskipun berdampak buruk pada pelakunya dan masyarakat, tidak akan dibebankan kepada anak-anak atau keluarga yang tidak terlibat.
(ACF)