Kejahatan Dibalas dengan Kejahatan, Bagaimana Hukumnya?

Octri Amelia Suryani - Ramadhan 2021 05/05/2021
Photo by Pavel Danilyuk from Pexels
Photo by Pavel Danilyuk from Pexels

Oase.id - Dinamika kehidupan tidak terlepas dari kebaikan dan kejahatan. Kebaikan dapat membangun masyarakat. Sedangkan kejahatan dapat menghancurkannya.

Tak sedikit dijumpai orang jahat dengan semena-mena memanfaatkan kebaikan orang lain. Mungkin memang punya alasan dan motif tersendiri mereka melakukan kejahatan. Namun mirisnya, banyak dari kita yang dendam. Ikut membalas kejahatan dengan kejahatan juga.

Memang menjadi seorang pemaaf tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi karena rasa sakit hati yang cukup parah, atau karena dendam yang sudah berlarut-larut.

Lantas, bagaimana hukumnya apabila kita membalas kejahatan dengan kejahatan? Al-Quran jelas melarang kita untuk berbuat kejahatan, sekalipun itu dilakukan untuk membalas kejahatan. 

Sebaliknya, Allah Swt menganjurkan kita membalas kejahatan dengan kebaikan, dengan tujuan, orang yang berbuat jahat kepada kita akan sadar. 

Hal ini sudah difirmankan Allah SWT dalam QS. Al-Mukminuun ayat 96 yang berbunyi:

 

اِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ السَّيِّئَةَۗ نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَا يَصِفُوْنَ

Artinya: Tolaklah (balaslah) kejahatan dengan cara yang terbaik. Kami lebih mengetahui apa-apa yang mereka sifatkan.

Dijelaskan dalam tafsir Quran Karim karya Mahmud Yunus bahwa jika ada yang berbuat jahat, maka hendaknya kita membalasnya dengan kebaikan.

Tafsir ini memberikan contoh saat orang-orang kafir berbuat kejahatan, mencela, menghina dan sebagainya. Hendaklah dimaafkan dan membalasnya dengan kata-kata yang baik dan cara-cara yang bijaksana.

Inilah sebabnya para mubaligh Islam memiliki sifat lapang dada. Dalam menghadapi orang-orang yang belum memeluk agama Islam, jika mereka berkata kasar, maka harus dijawab dengan kata-kata yang lemah lembut.

Bukan hanya untuk para mubaligh saja, kita semua dianjurkan untuk demikian agar terciptanya kedamaian. Tetapi ini bukanlah hal yang mudah bagi mereka yang memiliki rasa gengsi tinggi, yang sering kali menjadikan hati seseorang berbalik.

Sedangkan jika anjuran ini dilakukan, besar kemungkinan mereka yang kita perlakukan baik akan berbalik menyukai kita. Bisa jadi mereka juga akan meyakini apa yang kita yakini. Wallahualam bishawab.

Selain ayat di atas, Allah SWT juga berfirman dalam QS. Fushilat ayat 34 yang berbunyi:

 

وَلَا تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۗاِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ فَاِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهٗ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهٗ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ

Artinya: Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan an-tara kamu dan dia akan seperti teman yang setia.

Dijelaskan juga dalam tafsir Quran Karim karya Mahmud Yunus bahwa tolaklah kejahatan orang dengan cara yang baik. Maka, nanti musuh yang jahat itu akan menjadi sahabat yang karib. Beginilah sifat-sifat orang sabar yang bekerja menyeru umat manusia kepada jalan Allah SWT.

Penjelasan ini serupa dengan apa yang disampaikan pada QS. Al-Mukminuun ayat 96 dan janji Allah tidak akan pernah ingkar kepada umatnya.


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus