Ternyata Ini Larangan Berlebih-Lebihan atau Israf

Oase.id - Israf berasal dari bahasa Arab asrafa-yusrifu-isrāfan (أَسْرَفَ – يُسْرِفُ – إِسْرَافًا) yang secara bahasa berarti melampaui batas, berlebih-lebihan, atau tidak proporsional dalam menggunakan sesuatu. Dalam konteks syariat Islam, israf adalah sikap berlebihan dalam konsumsi, perilaku, atau penggunaan harta dan sumber daya hingga melewati batas yang dibenarkan.
Israf tidak hanya terbatas pada soal makanan atau harta, tetapi juga mencakup berlebihan dalam ibadah, pakaian, hiburan, hingga berbicara.
Larangan Israf dalam Al-Qur’an
Allah SWT dengan tegas melarang umat Islam bersikap israf. Beberapa ayat yang menunjukkan hal ini antara lain:
Surah Al-A'raf ayat 31:
“...Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Ayat ini menekankan bahwa sekalipun makan dan minum itu halal, sikap berlebihan tetap tercela.
Surah Al-Isra’ ayat 26–27:
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan...”(QS. Al-Isra’: 26–27)
Dalam ayat ini, Allah mengaitkan perilaku israf dengan sifat setan, menunjukkan betapa buruknya sikap tersebut dalam pandangan Islam.
Hadits tentang Larangan Berlebih-lebihan
Hadits tentang Wudhu yang Berlebihan: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Akan datang suatu kaum yang berlebih-lebihan dalam berdoa, berlebih-lebihan dalam bersuci, dan berlebih-lebihan dalam segala hal.”(HR. Abu Dawud, no. 96 – sanad hasan)
Dari hadits ini, bahkan dalam beribadah pun, seperti berwudhu, Rasulullah melarang umatnya bersikap berlebihan.
Hadits tentang Sederhana dalam Hidup: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Kesederhanaan adalah bagian dari iman.” (HR. Abu Dawud – dengan makna serupa diriwayatkan dari berbagai jalur)
Dalam Ihya Ulumuddin, Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa israf adalah menggunakan sesuatu di luar kebutuhan. Bahkan makanan yang halal pun bisa menjadi haram jika dimakan berlebihan hingga memicu penyakit atau membangkitkan hawa nafsu.
Sementaraa Ibnu Katsir dalam tafsirnya tentang QS. Al-A'raf: 31, berkata:
“Israf dalam makan dan minum dapat merusak tubuh dan akal. Islam datang membawa keseimbangan dan mencegah kebinasaan.”
Syekh Yusuf Al-Qaradawi dalam bukunya Fiqh al-Awlawiyyat, ia menyebut bahwa israf adalah bentuk ketidaktanggungjawaban terhadap nikmat, dan merupakan tanda tidak mensyukuri karunia Allah.
Contoh-contoh Israf dalam Kehidupan Sehari-hari
- Membuang makanan yang masih layak
- Bergaya hidup mewah tanpa manfaat nyata
- Menggunakan air secara berlebihan saat mandi atau wudhu
- Mengadakan pesta besar-besaran hanya untuk pamer
- Mengoleksi barang-barang mahal yang jarang dipakai
Islam mengajarkan wasathiyah (jalan tengah) dan kesederhanaan. Dalam segala aspek kehidupan, umat Islam diperintahkan untuk tidak ekstrem—baik dalam kekurangan maupun kelebihan.
Israf adalah pintu menuju kehancuran spiritual dan sosial. Sebaliknya, hidup hemat, bijak, dan proporsional adalah bentuk syukur atas nikmat Allah serta kunci keberkahan hidup.
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”(QS. Al-Furqan: 67).
(ACF)