Mengapa Umat Islam Memboikot Film 'Animal'?

N Zaid - Film 15/12/2023
Foto: Ist.
Foto: Ist.

Oase.id -  Film terkenal ‘Animal’ telah memicu kontroversi di kalangan komunitas Muslim karena mempromosikan kekerasan dan amoralitas.

Film terkenal yang dirilis di India itu dianggap melanggar prinsip-prinsip dasar perdamaian Islam, dan hak-hak perempuan sehingga memicu seruan bagi umat Islam untuk memboikot film tersebut dan mengikuti teladan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang memang merupakan pahlawan sejati umat manusia dan rahmat bagi Dunia.

Film Animal mendapatkan popularitas di India, namun sejumlah besar umat Islam secara sadar memilih untuk tidak terlibat di dalamnya. Alasan utama di balik keputusan ini terletak pada konten film yang meresahkan, sehingga menimbulkan pertanyaan di kalangan komunitas Muslim mengenai keselarasan film tersebut dengan nilai-nilai mereka.

Tokoh sentral dalam film tersebut terlibat dalam tindakan yang dipertanyakan secara moral, termasuk kekerasan, penganiayaan terhadap perempuan, pembunuhan massal, perzinahan, konsumsi minuman keras, dan kekerasan terhadap anak-anak baru lahir yang tidak bersalah.

Kisah penganiayaan, kekerasan, dan kecurangan serta kelakuan tokoh utama yang tidak memiliki emosi telah menimbulkan ketidaknyamanan tidak hanya di kalangan penonton Muslim tetapi juga beberapa orang lainnya yang ragu untuk mendukung film yang menampilkan konten yang tidak dapat diterima.

Dalam Islam, pentingnya perlakuan etis dan baik terhadap perempuan telah ditekankan di beberapa tempat yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits.

Al-Quran menyatakan dalam Surat Al Maida bahwa mencabut nyawa satu orang secara tidak adil sama saja dengan merugikan seluruh umat manusia. Namun film terkenal “Animal” terdiri dari berbagai adegan di mana pemeran utamanya melakukan pembunuhan massal.

Terlebih lagi dalam Surat Al Isra, Ayat 31 Allah telah memerintahkan untuk tidak membunuh bayi yang tidak bersalah demi kemiskinan karena rezeki anak-anak sudah tertulis dan disediakan oleh Allah.

Film ini dengan berani menampilkan sang pahlawan yang menyakiti wanita di sekitarnya, hal yang sekali lagi tidak dapat diterima berdasarkan nilai-nilai Islam. Ajaran Nabi Muhammad menggarisbawahi bahwa orang-orang mukmin yang terbaik menunjukkan keimanan yang sempurna melalui perilaku yang baik dan berbuat yang terbaik terhadap istrinya. (Tirmidzi 1162)

Prinsip Islam juga menonjolkan nilai-nilai kebaikan dan pengampunan. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, yang terkenal dengan sifat welas asihnya, memaafkan bahkan orang yang berbuat jahat padanya. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam digambarkan sebagai rahmat dunia dalam surat Anbiya Ayat 107.

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."

Oleh karena itu, umat Islam mempertanyakan kesesuaian film yang menampilkan karakter yang berperilaku negatif, bertentangan dengan ajaran belas kasihan dan pengampunan.

Akibatnya, banyak umat Islam yang memilih untuk tidak menonton film ‘Animal’. Keputusan ini bukan merupakan penolakan terhadap sinema secara keseluruhan namun merupakan upaya sadar untuk memilih film yang tidak hanya sejalan dengan keyakinan Islam tetapi juga mengedepankan perdamaian dan harmoni.

Mereka yang tidak menggunakan istilah 'Hewan' tidak berusaha mendikte pilihan orang lain; sebaliknya, mereka bertujuan untuk mengomunikasikan preferensi terhadap film yang sejalan dengan nilai-nilai kesopanan dan rasa hormat.

Hal ini merupakan seruan bagi para pembuat film untuk memperhatikan konten yang mereka produksi, menciptakan film yang memberikan kontribusi positif terhadap nilai-nilai masyarakat mengingat generasi muda banyak terinspirasi oleh karakter fiksi dalam film tersebut.

Umat Islam harus selalu memandang Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagai petunjuk dan menjadikannya pahlawan dalam hidup kita.


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus