Rezeki Orang Alim Taat Beribadah Tapi Miskin
Oase.id - Kadang orang mempertanyakan keadilan Allah saat ditimpa kesulitan hidup yang seolah tak berujung. Dan ketidaktahuan atas hukum Allah bahwa banyaknya harta yang diberikan di dunia tidak serta merta merupakan bentuk cinta Allah, membuat orang kerap salah menilai kedaan orang lain, karena menggunakan standarnya, yang tidak berlandaskan syariat Islam.
Misal, ketika seseorang meyakini bahwa kekayaan adalah satu-satunya sumber kebahagiaan, maka ia akan menilai orang lain yang miskin di matanya, sebagai orang yang malang.
Kemudian mereka menemukan ada seorang yang saleh dan ahli ibadah hidupnya miskin dari segi harta. Hal itu membuat mereka aneh. Dianggpnya apa yang ia lihat itu tidak selaras dengan janji Allah yang akan memberikan kelapangan rezeki terhadap orang yang bertakwa.
Padahal, apa yang ia lihat belum tentu berlaku seperti yang ia yakini di mana orang yang hidupnya miskin dinilai tidak menjalani keseharian yang nyaman. Padahal, seorang yang ahli ibadah, dan memiliki tauhid yang tinggi, ia akan tetap senang meski hidupnya miskin di mata orang lain.
Pokok persoalannya adalah rezeki bukan hanya mencakup harta, namun nikmat pada ruh dan jasad.
Syaikh Shalih Bin Abdillah bin Hamd al-Ushoimi adalah seorang syaikh, ulama hadits dari Arab Saudi yang mendapat gelar musnid negeri Najd memberi penjelasan tentang yang dimaksud rezeki itu, seperti dikutip dari Channel Youtube Shahih Fiqih.
Menurutnya, walaupun kelihatannya mereka adalah orang-orang miskin yang membutuhkan, tapi Allah subhanahu wa ta'ala menganugerahkan kepada mereka iman dah hati yang tenggelam dalam kenikmatan memahami perintah dan larangan-Nya. Nikmatnya ridho dengan takdir-Nya.
Semua itu lebih nikmat daripada rezeki yang biasa dimiliki kebanyakan orang, seperti: Kendaraan, pakaian dan harta benda lainnya.
Manusia pada umumnya hanya fokus pada rezeki berupa materi yang tampak, padahal rezeki ketenangan hati dan ruh jauh lebih nikmat.
"Jika hati seseorang merasakan nikmat melakukan ketaatan, bisa merasakan nikmat iman, nikmat ilmu bermanfaat dan beramal, maka ini semua adalah rezeki yang paling nikmat," ujar Syaikh Shalih.
(ACF)