Jangan Menceritakan Privasi Suami-Istri Terutama Soal Seks!

N Zaid - Pernikahan 01/05/2024
Ilustrasi. Pixabay
Ilustrasi. Pixabay

Oase.id - Privasi Pernikahan penting bagi semua pasangan Muslim, karena ini adalah sesuatu yang harus dilakukan semua pasangan. Utamanya, terkait hubungan di ranjang.

Sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, pernikahan adalah “penyempurnaan separuh agama kita,” yang menggambarkan betapa indahnya hubungan ini dalam Islam. Pernikahan adalah anugerah Yang Maha Kuasa dan komitmen petualangan seumur hidup yang penuh suka dan duka.

Namun, secara paradoks, pernikahan adalah hubungan yang kuat namun rapuh, yang bisa hancur hanya dengan beberapa patah kata. Oleh karena itu, untuk menjaga ikatan yang langgeng, kedua pasangan perlu mengerahkan upaya, waktu, pengertian, dan yang terpenting, privasi. Berikut adalah alasan mengapa penting untuk terus melakukannya:

Karena Allah tidak mengizinkannya!

Saat ini sangat umum melihat orang menceritakan rincian privasi perkawinan mereka kepada orang tua dan teman. Hal ini tidak hanya mencakup pengalaman seksual, masalah kesuburan pasangan, istri yang sedang menstruasi, tetapi juga urusan rumah tangga seperti gaji suami, tabungan, anggaran perjalanan, pertengkaran sehari-hari, dan lain-lain.

Privasi yang paling ditekankan untuk dijaga adalah terkait hubungan seksual. Yakni seperti menceritakan proses hubungan seks kepada orang lain.

Perbuatan semacam ini terlarang, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat ialah seseorang yang menyetubuhi istrinya dan istri bersetubuh dengan suaminya, kemudian suami menyebarkan rahasia istrinya.” (HR. Muslim no. 1437)


Ketika suami atau istri tersebut menceritakan kondisi dan keadaan mereka ketika berhubungan suami istri, maka orang lain yang diceritakan tersebut seolah-olah hadir dan menyaksikan langsung mereka berdua ketika berada di ranjangnya tersebut.

Oleh karena itu, perbuatan semacam ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam samakan dengan setan laki-laki dan perempuan yang bersetubuh, lalu dilihat ramai-ramai. Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

“Janganlah kalian lakukan. Karena perbuatan semacam ini seperti setan lelaki yang bertemu dengan setan perempuan di jalan, kemudian dia langsung melakukan hubungan intim, sementara setan lain melihatnya.” (HR. Ahmad no. 27583, sanad hadits ini dinilai dha’if oleh Syaikh Al-Arnauth)

An-Nawawi rahimahullah berkata ketika menjelaskan hadits riwayat Muslim di atas,

“Dalam hadits ini, terdapat larangan bagi suami untuk menyebar-nyebarkan apa yang terjadi antara dia dan istrinya dalam perkara istimta’ (bersenang-senang, yaitu hubungan biologis), menggambarkan detil yang terjadi di antara keduanya, dan apa yang dilakukan oleh pihak wanita (istri), baik berupa ucapan, perbuatan, dan semacamnya. Adapun semata-mata menceritakan adanya hubungan suami istri (tanpa menyebutkan detilnya, pent.), jika hal itu tidak ada faidah dan tidak ada kebutuhan, maka hukumnya makruh, karena hal ini dinilai menyelisihi (menurunkan) muru’ah (kehormatan seseorang).” (Syarh Shahih Muslim, 5: 162)

BACA: Bagaimana Hukumnya Menikah Diawali Pacaran Dalam Islam?

Pernikahan Sakral 
Umat Islam perlu mengingat Pernikahan itu sakral dan acara semacam itu harus dirahasiakan bukan hanya atas dasar moral dan dilarang oleh Islam tetapi, setidaknya, untuk menghormati pasangannya. Hal lain yang harus diingat adalah bahwa 'mata jahat' memang ada. Dengan menunjukkan rasa sayang pada pasangan, tidak semua orang akan bahagia.

Karena Allah memerintahkan pasangan suami istri untuk menjadi tameng satu sama lain

Allah telah memerintahkan pasangan untuk saling melindungi: dari bagian intim dan rahasia hingga dukungan moral, finansial, atau emosional. Untuk menghadapi kesulitan dan penderitaan, penting untuk memberikan dukungan kepada pasangan yang membutuhkannya sehingga keduanya (dan keluarga) bisa keluar sebagai pemenang.

Jika privasi suatu hubungan rusak, maka tak heran jika kepercayaan juga rusak yang akan berakibat pada skenario terburuk yang dibenci Allah.(muslim,theislamicinformation)


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus