Wajib Tahu, Berikut 4 Perkara yang Membatalkan Wudhu

Oase.id – Wudhu merupakan syarat pertama untuk seseorang melaksanakan ibadah salat, membaca Al-Quran dan lain-lain. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam wudhu agar ibadah setelahnya dianggap sah dan diterima Allah SWT.
Mulai dari syarat sah, rukun hingga hal-hal yang membatalkan wudhu wajib diketahui oleh umat muslim. Kali ini Oase.id akan membahas tentang perkara apa saja yang dapat membatalkan wudhu, mengutip dari kitab Safinatun An-Najah. Berikut penjelasannya :
نوا قض الوضوء أربعة أشياء : (الأول) الخارج من أحد السبيلين من قبل أو دبر ريح أو غيره إلا المنى ، (الثاني ) زوال العقل بنوم أو غيره إلا نوم قاعد ، ممكن مقعده من الأرض ، (الثالث) التقاء بشرتي رجل وامرأة كبيرين من غير حائل ، (الرابع ) مس قبل الآدمي أو حلقة دبره ببطن الراحة أو بطون الأصابع.
Ada 4 perkara yang dapat membatalkan wudhu, antara lain:
1. Keluarnya sesuatu dari qubul atau dubur
Keluarnya sesuatu dari qubul atau dubur baik itu kentut, buang air, kecuali air mani. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata,” Rasulullah ﷺ bersabda,
عن ابي ھریرة یقول :قال رسول ﷲ صلى ﷲ علیھ وسلم :لا تقبل صلاة
من أحدث حتى یتوضأ قال رجل من حضر موت :ما الحدث یا أبا ھریرة؟ قال :فساء أوضراط
“Abu Hurairah berkata,“ Rasulullah ﷺ bersabda, tidak akan diterima salatnya orang yang berhadats sampai ia berwudhu. “Seorang laki-laki dari Hadramaut berkata,“ Wahai Abu Hurairah, Apa itu hadas? “ia menjawab, “Kentut yang disertai bunyi atau yang tidak disertai bunyi.”
2. Hilangnya akal
Hilangnya akal ini dapat disebabkan karena mabuk, gila, pingsan, dan tidur. Tidur yang dapat membatalkan wudhu jika tidur membuat seseorang kehilangan kesadaran, baik itu tidur dengan cara berbaring atau duduk sekalipun.
عَنْ أَنَسٍ رَضي الله عنه قاَلَ كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ الله
يَنَامُونَ ثُمَّ يُصَلُّونَ وَلاَ يَتَوَضَّؤُنَ - رواه مسلم - وزاد أبو داود : حَتَّى تَخْفَق رُؤُسُهُم وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ
Dari Anas radhiyallahu 'anhu berkata bahwa para sahabat Rasulullah ﷺ tidur kemudian salat tanpa berwudhu' (HR. Muslim) - Abu Daud menambahkan: Hingga kepala mereka tertunduk dan itu terjadi di masa Rasulullah ﷺ.
3. Bersentuhan kulit laki laki dan perempuan dewasa
Bersentuhnya kulit laki-laki dan perempuan dewasa yang bukan mahram tanpa adanya penghalang mampu membatalkan wudhu, terlebih jika akibat sentuhnya itu menimbulkan syahwat. Kecuali, menyentuh dengan mahram, anak kecil yang belum baligh, rambut, gigi, dan kuku.
4. Menyentuh aurat (kemaluan) dan dubur belakang dengan telapak tangan
Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika seseorang menyentuh kemaluannya (dengan telapak tangan) maka hendaknya ia berwudhu, dalam riwayat lain: barangsiapa menyentuh kemaluannya maka hendaknya ia berwudhu” (HR. Malik, Syafie, Abu Dawud dengan sanad shahih).
Baik menyentuh kemaluannya sendiri maupun kemaluan orang lain, baik kemaluan laki-laki maupun kemaluan wanita, baik kemaluan manusia yang masih hidup atau pun kemauan manusia yang telah mati (mayat), baik kemaluan orang dewasa maupun kemaluan anak kecil.
(ACF)