Kabar Gembira, Pahala Besar Menanti Mereka yang Merawat Anak Yatim

N Zaid - Yatim Piatu 28/04/2024
Ilustrasi. Pixabay
Ilustrasi. Pixabay

Oase.id - Membesarkan seorang anak yatim, terutama bagi ibu yang ditinggal mati suaminya, membutuhkan pengorbanan dan perjuangan yang besar. Adakalanya seseorang ibu harus bekerja dalam kondisi-kondisi berat karena tidak punya pilihan lain, dan harus menempuhnya demi bisa menafkahi anak yatim tersebut, termasuk memberinya pendidikan yang baik untuk masa depannya.

Kondisinya tentu tidak mudah. Namun, jika situasinya membuat frustrasi, dan dekat dengan penderitaan yang teramat berat dan rasa keterpurukan, seorang ibu yang tengah merawat anak yatim perlu mengingat sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam agar mendorong moralnya kembali tegak untuk tetap berjuang merawat anak yatim tersebut. 

Di satu kesempatan seorang Syaikh, yaitu Sa'ad bin Turki Al-Khotslan ditanya tentang keutamaan merawat anak yatim. 

Syaikh Sa'ad adalah Profesor di Departemen Fikih (FIQH) di Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud di Riyadh, dan mengetuai Dewan Direksi Asosiasi Fiqih Saudi. 

Syaikh ditanya: Apakah jika seorang ibu merawat anak-anaknya yang yatim, dan menafakhi mereka, Apakah ia mendapatkan pahala merawat anak yatim?

Ini adalah jawaban Syaikh yang merupakan kabar gembira bagi siapa pun terutama ibu yang merawat anak yatim:

Jawaban Syaikh Sa'ad:

Iya. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: 

"Orang yang merawat anak yatim, anak kandungnya atau bukan, aku dan dia di surga, seperti dua jari ini(Beliau shallallahu alaihi wa sallam memberikan isyarat telunjuk dan jari tengah)." (HR Muslim No.2983)

Jika seorang ibu merawat anak-anak yatim, maka masuk dalam keutamaan merawat anak yatim. Jika ia merawat anak-anak yatim yang ayahnya sudah wafat.

Anak yatim itu adalah anak yang ayahnya meninggal. Jika ibunya yang meninggal, maka tidak dinamakan anak yatim.

Seorang ibu yang merawat dan mengurusi kebutuhan anak-anak yatim, ia mendapatkan pahala merawat anak yatim.

Dan inilah kabar gembira untuk para ibu, yang mengurusi anak-anaknya yang yatim, memberi makan mereka, mendidik mereka. Bahkan ini pahalanya sangat besar. 

Ibu ini masuk dalam hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang telah disebutkan di atas.

Yang dimaksud merawat anak yatim adalah ia nafkahi, ia didik, dan berbuat baik kepadanya. Ada pun jika hanya sebatas memberi sumbangan ke panti asuhan yatim, itu namanya sedekah kepada anak yatim, dan itu termasuk amal sholih.

Tapi, merawat anak yatim adalah dengan mengajaknya tinggal bersamanya.Merawatnya, mendidiknya, menafkahi dan berbuat baik kepadanya.

Seorang ibu yang melakukan hal tersebut, setelah suaminya meninggal maka masuk dalam hadits merawat anak yatim.(shahih fiqih)

 


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus