Kompetisi Al-Quran dan Sunnah Pertama Diluncurkan di Brasil

Oase.id - Kompetisi Al-Qur'an dan Sunnah pertama di Brasil dimulai di negara Amerika Selatan tersebut. Kontes ini diselenggarakan di bawah pengawasan Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan Arab Saudi.
Berbicara pada upacara pembukaan, Abdulhamid Mutawalli, kepala Pusat Islam Internasional untuk Toleransi dan Perdamaian di Brasil dan Amerika Latin, menyoroti pentingnya Al-Qur'an bagi keluarga Muslim Brasil.
Ia mengatakan bahwa salah satu nikmat terbesar yang Allah subhanahu wa ta'ala berikan kepada umat Muslim di negara-negara seperti Brasil adalah rumah mereka dipenuhi dengan keberkahan membaca dan menghafal Al-Qur'an.
“Di Brasil, di mana etnis dan budaya beragam dan identitas melebur ke dalam masyarakat yang lebih luas, kami melihat keluarga Muslim berupaya keras untuk menjaga hubungan anak-anak mereka dengan Al-Qur'an. Al-Qur'an adalah penghubung terkuat bagi identitas, bahasa, dan agama mereka.”
“Melalui pekerjaan saya di bidang dakwah dan pengabdian kepada komunitas Muslim di Brasil, saya telah menyaksikan betapa para ibu dan ayah bersemangat menjadikan Al-Qur'an sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari anak-anak mereka."
"Sejak usia dini, anak-anak mulai mendengarkan bacaan Al-Qur'an di rumah, meskipun mereka belum memahami semua katanya, agar hati mereka terbiasa dengan melodi Al-Qur'an sebelum mempelajari huruf-hurufnya. Kemudian, mereka tumbuh dewasa dan menghadiri pengajian di masjid-masjid dan pusat-pusat Islam, yang, alhamdulillah, telah menjadi populer di beberapa kota, dipimpin oleh para ulama dan qari yang terampil,” ujar Abdulhamid Mutawalli.
Ia menjelaskan bahwa salah satu fenomena luar biasa di negara ini adalah bahwa telinga generasi muda, berkat karunia Allah, telah tertarik pada keindahan suara para qari Mesir yang telah menganugerahkan dunia dengan keharuman bacaan Al-Qur'an yang indah.
"Anda sering melihat anak-anak dan remaja di sini menirukan suara para qari Mesir seperti Syekh Muhammad Rifaat, Syekh Abdul Basit Abdul Samad, dan Syekh Mustafa Ismail, semoga Allah merahmati mereka semua. Seolah-olah para qari ini telah menjadi mazhab baru, menginspirasi kaum muda di Barat, sebagaimana mereka menginspirasi generasi-generasi di Timur."
Mutawalli melanjutkan, "Beberapa keluarga bahkan memastikan anak-anak mereka mendengarkan rekaman bacaan lama sebelum tidur agar mereka memiliki pikiran yang jernih tentang Al-Qur'an dan memahami Tajwid serta bacaan sebelum memulai pelajaran teori. Hal ini tak diragukan lagi tercermin dalam cara anak-anak kita membaca di masjid, di mana mereka merasakan manisnya maqam, kemurnian nada, dan kerendahan hati, meskipun lingkungan mereka jauh dari bahasa Arab dan gaya bacaan Al-Qur'an."
Beliau menekankan bahwa kepedulian yang mulia ini berasal dari keluarga-keluarga Muslim di Brasil dan peningkatan jumlah majelis-majelis pengajian Al-Qur'an.
“Kita menyaksikan, anak-anak berlomba-lomba menghafal Al-Qur'an, dan kecintaan mereka kepada para qari besar serta menirukan suara mereka, yang menunjukkan pesan yang jelas bahwa Al-Qur'an adalah benteng yang melindungi identitas umat Islam di mana pun mereka berada, dan dengan karunia Allah, Al-Qur'an akan tetap menjadi mercusuar petunjuk dan cahaya, dan terlepas dari tantangan yang ada, Al-Qur'an akan diwariskan dari generasi ke generasi.” (iqna)
(ACF)