Ummu Atiyyah, Perawat yang Terluka

N Zaid - Sahabat Nabi Muhammad 19/01/2024
Foto: Pixabay
Foto: Pixabay

Oase.id - Ummu Atiyyah yang bernama Nusaybah binti Al-Harits adalah seorang sahabiyah yang berdedikasi. Ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam melakukan ekspedisi jihad, beliau biasanya membawa beberapa wanita bersamanya.

Dia akan mengambil salah satu istrinya dan beberapa wanita yang mampu menjadi tentara, terutama ketika terjadi pertempuran. Ummu Atiyyah selalu siap bergabung dengan tentara Muslim. Dia melaporkan: “Saya pergi bersama utusan Tuhan dalam tujuh ekspedisi: Saya akan menjaga harta benda mereka, memasak untuk mereka, merawat yang terluka dan merawat yang sakit.” (Dikaitkan oleh Muslim).

Ummu Atiyyah mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan rumah tangga Nabi. Dia bersahabat dengan istri-istrinya, khususnya Aisyah. Dia juga dekat dengan putri-putri Nabi. Memang dialah yang mempersiapkan jenazah putri sulungnya untuk dimakamkan, ketika Zaynab meninggal pada awal tahun ke 8. Dia meriwayatkan:

“Ketika Zaynab, putri Nabi, meninggal, dia berkata kepada kami: 'Cucilah dia ganjil kali, tiga atau lima. 
Gunakan kapur barus pada pencucian terakhir. Jika sudah selesai, beri tahu saya'. Ketika kami selesai, dia memberi kami jubahnya untuk menutupinya.” 

Diriwayatkan juga bahwa dialah yang juga mempersiapkan jenazah putri Nabi lainnya, Ummu Kulthoom untuk dimakamkan. Dia ingin memberikan pelayanan kepada keluarga Nabi. Sebagai seorang perempuan yang cerdas, ia mampu melaporkan bagaimana perempuan yang meninggal harus dipersiapkan untuk dimakamkan. Kami telah mempelajari hal ini darinya.

Ummu Atiyyah meriwayatkan empat puluh hadits, enam di antaranya diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim. Al-Bukhari meriwayatkan satu lagi dari karyanya sendiri dan dari riwayat Muslim. Hadis-hadisnya yang lain diceritakan dalam antologi-antologi lain.

Ummu Atiyyah pernah tinggal di Basra, di Irak selatan, di mana sejumlah ulama belajar darinya Hadits Nabi. Ali, sepupu Nabi dan Khalifah keempat biasa mengunjunginya di sana. Namun, dia kembali ke Madinah tempat dia menghabiskan hari-hari terakhirnya. Kita tidak tahu tanggal pasti kematiannya, tapi dia hidup bertahun-tahun setelah empat khalifah, yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang wanita muda, mungkin berusia akhir remaja atau awal dua puluhan, ketika dia masuk Islam.(arabnews)


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus