Menag: Syukur itu Tidak Sekadar Ucap Alhamdulillah, Tetapi Mau Berbagi!

N Zaid - Aksi Sosial 23/12/2025
Ilustrasi: Pixabay
Ilustrasi: Pixabay

Oase.id  - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk menumbuhkan rasa syukur yang disertai empati dan kepedulian sosial, terutama di tengah beragam tantangan yang dihadapi bangsa. Ia menegaskan, makna syukur tidak berhenti pada ucapan, tetapi harus tercermin dalam tindakan nyata kepada sesama.

Hal tersebut disampaikan Menag saat memberikan tausiyah dalam Grand Launching SPPG BGN–PPUM Terintegrasi di Jakarta, Selasa (23/12/2025). Menurutnya, seseorang baru dapat disebut benar-benar bersyukur ketika mau berbagi apa yang dimilikinya, meskipun jumlahnya kecil, namun memberi manfaat besar bagi orang lain.

Kegiatan ini digelar oleh Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI) bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional. Dalam kesempatan itu, Menag juga menguraikan bahwa ajaran agama mengenal tingkatan syukur. Selain bersyukur atas nikmat, ada pula sikap “syakur”, yakni kemampuan menerima dan mensyukuri setiap ketentuan Tuhan, termasuk musibah. Ia menekankan bahwa tidak ada ketetapan Allah yang sepenuhnya buruk, karena cobaan kerap menjadi jalan untuk mendekatkan manusia kepada-Nya.

Menag menambahkan, kebahagiaan sejati tidak diukur dari banyaknya harta atau kemewahan, melainkan dari keberkahan dan ketenteraman batin. Ia menilai, kehidupan sederhana dapat menjadi sumber kebahagiaan, sementara kemewahan belum tentu menjamin ketenangan. Karena itu, ia mengingatkan pentingnya keseimbangan hidup, di mana agama berperan sebagai penuntun agar manusia tidak terjebak dalam ambisi berlebihan maupun keputusasaan.

Dalam acara tersebut juga diresmikan tiga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Kehadiran tiga SPPG ini merupakan hasil kontribusi aktif pengurus PPUMI sebagai bentuk sinergi antara pemberdayaan ekonomi perempuan dan penguatan layanan gizi masyarakat. Program ini diharapkan dapat memperluas akses pemenuhan gizi yang berkelanjutan, khususnya bagi anak-anak.

Rangkaian acara turut diwarnai pembacaan Deklarasi Generasi Emas 2045 oleh para siswa penerima Program Makan Bergizi Gratis. Deklarasi tersebut menjadi simbol komitmen generasi muda untuk tumbuh sehat, cerdas, dan berkarakter dalam menyongsong Indonesia Emas.

Pada kesempatan yang sama, Menag mengajak masyarakat mensyukuri berbagai upaya negara dalam meningkatkan kesejahteraan, termasuk melalui program gizi dan layanan sosial. Namun, ia menekankan bahwa rasa syukur harus berjalan seiring dengan empati, terutama kepada masyarakat yang terdampak bencana. Ia mencontohkan kondisi di Aceh yang baru saja dikunjunginya, di mana rumah ibadah dan permukiman warga tertutup lumpur akibat bencana alam.

Menutup tausiyahnya, Menag mengajak seluruh hadirin untuk mendoakan para korban bencana, para pemimpin bangsa, orang tua, guru, serta semua pihak yang telah berjasa. Ia menegaskan bahwa berbagi, menumbuhkan empati, dan menjaga kepekaan sosial merupakan wujud syukur yang paling nyata.

Acara ini dihadiri Ketua Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, Ketua Umum PPUMI Munifah Syanwani, serta perwakilan pemerintah daerah dan unsur kementerian serta lembaga terkait. Kehadiran berbagai pihak tersebut mencerminkan dukungan lintas sektor terhadap penguatan program gizi nasional dan pemberdayaan masyarakat berbasis kolaborasi.(kemenag)


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus