Tata Cara Salat Gaib, Lengkap dengan Bacaan Niat Latin dan Terjemahannya

Salat Gaib untuk Eril yang digelar masyarakat di Masjid Salman ITB Bandung (Foto: Ist)
Salat Gaib untuk Eril yang digelar masyarakat di Masjid Salman ITB Bandung (Foto: Ist)

Oase.id - Jasad Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril yang hilang di sungai Aare, Swiss hingga kini belum ditemukan. Sang ayah, Ridwan Kamil pun kini telah ikhlas dan menyatakan bahwa putranya tersebut telah meninggal dunia.

Lewat sebuah unggahan di akun instagramnya @ridwankamil, Gubernur Jawa Barat tersebut memposting foto dan video dirinya saat mengumandangkan azan dan melaksanakan salat gaib untuk sang putra. 

Innalilahi wainna illaihi rajiun,

Dengan ini kami secara resmi melepas dan mengikhlaskan sepenuh hati atas berpulangnya anak kami tercinta ananda Emmeril Kahn Mumtadz.

Mohon dimaafkan, jika semasa hidupnya ada kekhilafan dan kesalahan.

Semoga Allah SWT mengangkat derajatnya dan menempatkannya di sisi terbaikNYA.

Demikian, sepenggal caption yang dituliskan kang Emil dalam unggahan terbarunya. Saat ini RK dan keluarga sudah kembali ke Indonesia setelah kurang lebih satu pekan berada di Bern, Swiss untuk memantau pencarian Eril yang hilang terbawa arus saat berenang di sungai Aare pada Kamis, 26 Mei siang waktu setempat.

Meski demikian, RK memastikan bahwa pihak kepolisian Bern, Swiss masih akan terus melakukan pencarian jasad Eril hingga waktu yang tidak ditentukan.

Salat Gaib untuk Eril

Pasca dinyatakan Eril meninggal, berbagai ucapan belasungkawa dan dukungan terus disampaikan masyarakat. Bahkan, tak jarang yang secara spontan untuk melaksanakan Salat Gaib untuk Eril.

Salat Gaib adalah salat yang dilakukan untuk jenazah yang berada di tempat yang jauh atau tidak terjangkau. Misalnya; hilang, tenggelam dll. Yang membedakan antara salat gaib dan salat jenazah adalah ada atau tidaknya jenazah di hadapan kita. Hukum salat gaib sama dengan salat jenazah, yakni Fardhu Kifayah.

Bacaan Niat Salat Gaib 

Melansir NU Online, bacaan niat salat gaib dibedakan tergantung dari jenis kelamin, jumlah jenazah dan status mushalli-nya, apakah menjadi imam, makmum atau salat sendiri.

Bacaan Niat Salat Gaib untuk laki-laki:

أُصَلِّي عَلَى مَيِّتِ (فُلَانِ) الْغَائِبِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامًا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى   

Latin: Ushalli ‘ala mayyiti (fulan) al-gha-ibi arba'a takbiratin fardhal kifayati imaman/ma’muman lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya menyalati jenazah ‘Si Fulan (sebutkan namanya)’ yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifayah sebagai imam/makmum karena Allah ta’ala.”

Bacaan Niat Salat Gaib untuk perempuan:

أُصَلِّي عَلَى مَيِّتَةِ (فُلَانَةٍ) الْغَائِبَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ  فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامًا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى   

Latin: Ushalli ‘ala mayyitati ‘fulanah’ al-ghaibati arba’a takbiratin fardhal kifayati imaman/ma’muman lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya menyalati jenazah ‘Si Fulanah (sebutkan namanya)’ yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’ala.”

Bacaan Niat Salat Gaib Bila jenazahnya banyak (misalnya korban bencana alam yang menimpa satu desa):

أُصَلِّي عَلَى جَمِيعِ مَوْتَى قَرْيَةِ كَذَا الْغَائِبِينَ الْمُسْلِمِينَ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامَا/مَأْمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Latin: Ushallî ‘ala jami’i mauta qaryati kadzal ghaibinal muslimina arba’a takbiratin fardhal kifayati imaman/ma’muman lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya menyalati seluruh umat muslim yang jadi korban  di desa ‘...’ (sebutkan nama desanya) yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifayah sebagai imam/makmum karena Allah ta’ala.”

Tata Cara Salat Gaib

Tata cara Salat Gaib sama dengan salat jenazah, yakni membaca takbir sebanyak empat kali, tanpa ruku dan sujud. Salat Gaib lazimnya dilakukan dengan berdiri. Namun, bagi yang tidak mampu berdiri, Salat Gaib bisa dilakukan sesuai kemampuan.

Berikut tata cara pelaksanaan salat Gaib:

1. Membaca Niat (sesuai dengan klasifikasi jenazah dan mushalli-nya)

2. Takbir Pertama
Setelah melafalkan "Allahu Akbar" diikuti dengan membaca Surah Al-Ftihah.

3. Takbir Kedua
Setelah melafalkan "Allahu Akbar" diikuti dengan membaca sholawat nabi (Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad). Jika ingin sempurna, bisa dilanjutkan dengan membaca sholawat Ibrahimiyah (Kama sholaita ala syaidina Ibrahima, wa ala ali syaidinia Ibrahima, wabarik ala syaidina Muhammad, wa ala ali syaidina Muhammad, Kama barakta ala syaidina Ibrahima, wa ala ali syaidina Ibrahima. Fil alamina innaka hammidum majid).

4. Takbir Ketiga
Setelah "Allahu Akbar" diikuti dengan membaca doa untuk Jenazah

اللهم اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَاعْفُ عَنْهُ وَعَافِهِ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَثَلْجٍ وَبَرَدٍ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ 

Allahummagfir lahu warhamhu wa'fu ‘anhu wa'afihi wa akrim nuzulahu wa wassi' madkhalahu waghsilhu bi ma'in wa tsaljin wa baradin wa naqqihi minal khathaya kama yunaqqast tsaubul abyadhu minad danas wa abdilhu dâran khairan min darihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi waqihi fitnatal qabri wa ‘adzabin nar.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah ia, maafkanlah dan berilah ia keafiatan (nasib ukhrawi yang baik), muliakanlah tempatnya, lapangkanlah jalurnya, basuhlah ia dengan air surgawi yang sejuk nan segar, bersihkanlah ia dari noda-noda kesalahan laiknya baju putih yang kembali mengkilap setelah dibersihkan dari kotoran dan noda, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih indah, keluarga dan pasangan yang lebih baik, lindungilah ia dari fitnah kubur dan siksa neraka.”

5. Takbir Keempat
Setelah "Allahu Akbar" dilanjutkan dengan membaca salam, seperti diakhir salat. Namun, sebelum membaca salam, disunnahkan membaca doa berikut:

"Allahumma la tahrimna ajrohu wala taftinna ba’dahu wagfir lana walahu”

Artinya: Ya Allah, janganlah engkau jadikan kami penghalang pahalanya, dan janganlah biarkan kami dalam ajang fitnah, umpatan atau buah bibir setelah ini semua, dan ampunilah kami dan dia.


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus