Spanyol Memperluas Dukungannya Kepada Palestina

N Zaid - Spanyol 10/02/2024
Foto: theislamicinformation
Foto: theislamicinformation

Oase.id - Penderitaan warga Palestina semakin membuka mata pemerintah Spanyol untuk mengulurkan tangannya memberikan bantuan. 

Menurut menteri luar negeri Spanyol, Spanyol telah melipatgandakan dananya untuk warga Palestina yang terkena dampak.

Dalam peristiwa yang terjadi baru-baru ini sebagai tindakan untuk menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina yang terkena dampak, Spanyol, dan Portugal telah memutuskan untuk memberikan lebih banyak dukungan keuangan kepada UNRWA yang dikenal sebagai Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina. Dukungan ini bertujuan untuk membantu individu yang terkena dampak perang.

Hibah tambahan ini bertujuan untuk membantu UNRWA dalam pekerjaan kemanusiaannya untuk membantu sekitar 5,7 juta pengungsi Palestina di Timur Tengah.

Menteri Luar Negeri Spanyol José Manuel Alvarez mengatakan kepada anggota parlemen pada hari Senin bahwa Spanyol akan mengalokasikan tambahan 3,5 juta euro (sekitar US$3,8 juta) untuk UNRWA.

Kementerian tersebut membahas urgensi situasi ini dan menggarisbawahi risiko terhentinya operasi kemanusiaan UNRWA dalam beberapa minggu, terutama jika tidak ada cukup dukungan di Gaza.

Dia mencontohkan, Spanyol secara langsung menyumbang 18,5 juta euro kepada UNRWA pada tahun 2023, dan meningkatkan bantuan pembangunan dan kemanusiaan ke wilayah Palestina hingga 50 juta euro (sekitar 54 juta dolar AS).

Demikian pula, Menteri Luar Negeri Portugal João Cravinho mengumumkan di platform media sosial X pada hari Jumat bahwa Portugal akan menyumbangkan 1 juta euro kepada UNRWA.

Clavinho menekankan pentingnya mendukung rakyat Palestina di masa sulit ini dan tidak membiarkan mereka sendirian saat dibutuhkan.

Pernyataan dari Spanyol dan Portugal ini disampaikan pada saat yang genting bagi UNRWA, yang sedang berjuang mengatasi masalah ekonomi dan sosial setelah donor besar seperti Amerika Serikat dan Jerman menarik dukungan keuangan yang tidak mencukupi.

Penangguhan pendanaan diakibatkan oleh tuduhan pelanggaran yang dilakukan oleh beberapa staf UNRWA.

Pekan lalu, muncul laporan bahwa militer Israel menuduh sekitar 190 staf UNRWA, termasuk guru, berpartisipasi atau mendukung operasi tersebut bersama Hamas atau Jihad Islam, dua kelompok militan Israel.

Militer Israel mengaku memiliki bukti, termasuk nama dan foto, bahwa beberapa pegawai UNRWA terkait dengan kelompok yang mengaku terlibat dalam serangan tersebut.

UNRWA membantah tuduhan tersebut dan mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menyelidiki tuduhan tersebut dan mengambil tindakan yang tepat, termasuk pemecatan staf yang terlibat jika diperlukan.

Beroperasi di 58 kamp pengungsi di Yordania, Lebanon, Suriah, Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza, organisasi ini menyediakan layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dukungan sosial, dan bantuan keuangan kepada populasi 1,2 juta jiwa.

Namun krisis keuangan telah menghambat kemampuan UNRWA untuk mengelola pekerjaannya, termasuk membayar 28.000 pekerja dan terus menyediakan layanan penting, khususnya di Gaza.

Dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa seperti blokade Israel dan kekerasan baru-baru ini, situasi kemanusiaan di Gaza telah memburuk, dan memberikan dukungan terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan mendesak para pengungsi Palestina di wilayah tersebut sekali lagi menjadi hal yang penting. 


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus