Al-Ula dan Misteri Kaum Tsamud: Wisata Sejarah atau Peringatan dari Allah?

N Zaid - Tempat bersejarah di Arab Saudi 27/11/2025
Al Ula. Foto: Reuters
Al Ula. Foto: Reuters

Oase.id - Belakangan ini, Arab Saudi ramai diperbincangkan setelah muncul rencana menjadikan salah satu situs sejarah kuno di daerah Al-Ula sebagai destinasi wisata internasional. Proyek ini dianggap sebagai langkah besar untuk membuka diri pada dunia serta mengembangkan sumber ekonomi baru di luar minyak.

Namun di balik megahnya situs tersebut, tersembunyi kisah besar dari umat terdahulu yang sangat dikenal dalam sejarah Islam.

Hegra atau Al-Hijr: Jejak Peradaban Berusia Ribuan Tahun

Tempat ini dikenal dengan nama Hegra atau Al-Hijr, sebuah kawasan yang dipenuhi gunung-gunung batu menjulang tinggi dengan pahatan bangunan yang menakjubkan. Bentuk ukirannya begitu detail dan rapi, seolah dikerjakan dengan teknologi modern—padahal usianya telah melampaui ribuan tahun. Keindahan dan misteri di dalamnya membuat UNESCO menetapkannya sebagai salah satu warisan budaya penting dunia.

Para ahli arkeologi mengakui bahwa teknik membangun dan memahat batu semacam itu jelas berada di luar kemampuan orang biasa pada zaman tersebut. Bahkan di era modern ini, pekerjaan seperti itu masih memerlukan mesin berat dan peralatan canggih.

Dalam Sejarah Islam: Negeri Kaum Tsamud

Dalam Islam, wilayah ini dikenal sebagai Maidan e Saleh, tempat tinggal kaum Tsamud, yaitu kaum Nabi Saleh alaihissalam. Mereka adalah bangsa yang kuat, ahli teknologi pada masanya, dan memiliki kemampuan luar biasa dalam memahat gunung menjadi tempat tinggal.

Dahulu daerah ini subur, hijau, dan memiliki hasil pertanian yang melimpah. Namun kelimpahan itu perlahan membuat mereka sombong, lalai, dan tidak lagi bersyukur kepada Allah. Al-Qur'an mengingatkan hal ini melalui firman-Nya:

“…Kamu membuat istana-istana di tanah datar dan memahat gunung-gunung menjadi rumah. Maka ingatlah nikmat Allah dan jangan berbuat kerusakan.”
(QS. Al-A’raf: 74)

Mukjizat Unta dan Azab yang Mengakhiri Peradaban

Ketika Nabi Saleh menyeru mereka agar kembali kepada Allah, mereka menolak. Bahkan mereka menantangnya untuk menunjukkan bukti kenabian melalui mukjizat. Mereka meminta agar Nabi Saleh mendatangkan seekor unta betina yang keluar dari batu.

Dengan izin Allah, mukjizat itu terjadi. Seekor unta muncul dari batu dan bahkan melahirkan anak. Sebagian kecil dari mereka beriman, namun mayoritas tetap angkuh hingga akhirnya membunuh unta tersebut.

Tindakan ini menjadi puncak kedurhakaan mereka. Allah pun menurunkan azab berupa gempa dahsyat di malam hari. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

“Maka mereka ditimpa gempa dahsyat hingga mereka mati bergelimpangan.” (QS. Al-A’raf: 78)

Kini, yang tersisa hanyalah pahatan raksasa sebagai saksi kebinasaan mereka.

Sikap Rasulullah ﷺ Terhadap Wilayah Ini

Ketika Rasulullah ﷺ melewati wilayah Al-Hijr dalam perjalanan menuju Perang Tabuk, beliau memperingatkan para sahabat agar tidak bermalam atau menikmati apa pun dari wilayah tersebut. Beliau memerintahkan mereka untuk mengambil air hanya dari sumur yang pernah digunakan oleh unta Nabi Saleh dan segera melewati tempat itu tanpa berhenti untuk makan atau minum.

Sikap Nabi ﷺ ini menjadi petunjuk jelas bahwa tempat tersebut bukan untuk bersenang-senang, tetapi sebagai peringatan dan renungan atas murkanya Allah terhadap kaum yang melampaui batas.

Penelitian Modern dan Ancaman Lingkungan

Menariknya, penelitian ilmiah modern menemukan fakta mencengangkan: lapisan pelindung bumi di kawasan ini kini sangat tipis, bahkan terdapat lubang ozon besar tepat di atasnya. Kondisi ini membuat area tersebut berisiko tinggi terhadap paparan radiasi UV, penyakit kulit, potensi gempa susulan, hingga cuaca ekstrem.

Penemuan ini justru selaras dengan peringatan Rasulullah ﷺ agar tidak tinggal lama di kawasan tersebut.


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus