Majelis India Tidak Akan Mengizinkan Anggota Parlemen Muslim Istirahat 2 Jam untuk Salat Jumat

N Zaid - Diskriminasi Islam 01/09/2024
Foto: Ist.
Foto: Ist.

Oase.id - Majelis Assam telah mengakhiri praktik yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Selama ini sebuah tradisi yang memberikan waktu bagi anggota parlemen Muslim untuk beribadah pada hari Jumat diberlakukan.

Majelis Legislatif Assam adalah lembaga legislatif dari negara bagian Assam di India. Ini adalah majelis legislatif unikameral yang berarti hanya memiliki satu kamar atau dewan. 

Majelis ini bertanggung jawab atas pembuatan undang-undang di negara bagian Assam dan mengawasi kebijakan pemerintah negara bagian. Majelis ini terdiri dari 126 anggota, yang dikenal sebagai MLA (Members of Legislative Assembly).

Tradisi yang selama ini berlaku itu intinya menghentikan sidang pada hari Jumat untuk istirahat selama dua jam.  Namun, Komite peraturan Majelis kini mengeluarkan resolusi untuk melanjutkan kegiatan pada hari Jumat sebagaimana hari-hari lainnya, dengan mengutip sifat sekuler Konstitusi.

Sebelumnya, Majelis menangguhkan rapat pada pukul 11 ​​pagi pada hari Jumat agar anggota parlemen Muslim dapat melaksanakan salat, dan acara dilanjutkan pada sore hari. Praktik unik ini diperkenalkan oleh pemimpin Liga Muslim Syed Saadulla pada tahun 1937.

Namun, Ketua Majelis Biswajit Daimary mengusulkan perubahan tersebut untuk menyelaraskan jadwal Majelis dengan hari-hari lainnya, dengan menekankan produktivitas dan prinsip-prinsip sekuler Konstitusi. Kepala Menteri Himanta Biswa Sarma mendukung langkah tersebut, dengan menyebutnya sebagai tindakan menyingkirkan "beban kolonial".

Keputusan tersebut telah memicu kritik dari anggota oposisi. MLA AIUDF Rafikul Islam menyatakan kekhawatiran tentang dampak pada diskusi jika RUU penting dibahas selama waktu istirahat sebelumnya.

Rekan satu partainya, Mujibur Rehman, menuduh pemerintah berupaya menciptakan perpecahan antar-komunitas. Anggota Kongres MLA Jakir Hussain Sikdar mengkritik kurangnya konsultasi yang lebih luas terkait keputusan tersebut.

Sebaliknya, Anggota Kongres MLA Taranga Gogoi menyambut baik perubahan tersebut, dengan menyatakan bahwa Majelis tidak boleh memiliki aturan khusus untuk satu komunitas dan menyarankan agar mereka yang perlu melaksanakan salat dapat menggunakan ruang terpisah.(TII)


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus