Surat Kebencian yang Ditujukan ke Masjid-masjid di Jerman Melonjak Setelah 7 Oktober

N Zaid - Diskriminasi Islam 22/01/2024
Foto: AA
Foto: AA

Oase.id - Persatuan Turki telah memperingatkan bahwa ada peningkatan signifikan dalam jumlah surat ancaman yang dikirim ke masjid-masjid di Jerman sejak konflik Israel-Palestina terakhir pecah pada 7 Oktober.

Menurut pernyataan dari unit diskriminasi Persatuan Agama Islam-Turki (DITIB) yang berbasis di kota utara Köln, banyak surat dan email yang berisi penghinaan dan ancaman telah dikirim ke masjid-masjid di Jerman sejak Israel melancarkan serangan udara tanpa henti terhadap wilayah tersebut. 

Masjid Pusat Köln sendiri telah menerima 17 email dan surat semacam itu dan baru-baru ini, Masjid DITIB Selimiye di kota utara Dinslaken menjadi sasaran.

Komunitas Muslim semakin khawatir, katanya.

Masjid-masjid di Jerman melaporkan peningkatan vandalisme, pelecehan dan ancaman sepanjang tahun 2023, khususnya surat dan paket yang ditandatangani dengan neo-Nazi alias "NSU 2.0."

DITIB melaporkan kejadian serupa pada akhir Oktober tahun lalu di mana tiga masjidnya menerima paket berisi pesan-pesan rasis, halaman-halaman Alquran, kitab suci Islam, daging babi, dan kotoran dibakar.

Sebelumnya pada bulan Juni 2023, sebuah masjid di pusat kota Duisburg juga menerima surat kebencian yang mengancam jamaah dan menyertakan swastika dan kata "NSU 2.0."

"NSU 2.0" mengacu pada National Socialist Underground, sebuah kelompok teroris neo-Nazi yang ditemukan pada tahun 2011 yang membunuh 10 orang dan melakukan serangan bom yang menargetkan imigran Turki dan Muslim.

Menurut statistik resmi, terdapat 124 serangan terhadap umat Islam dalam tiga bulan pertama tahun 2023, termasuk serangan verbal dan fisik, surat ancaman, dan serangan pembakaran yang menargetkan masjid.

Dalam beberapa tahun terakhir, Jerman mengalami peningkatan rasisme dan Islamofobia, yang dipicu oleh propaganda kelompok neo-Nazi dan partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD), yang mengeksploitasi krisis pengungsi dan berupaya menanamkan rasa takut terhadap imigran.

Jerman telah mencatat kejahatan Islamofobia secara terpisah sejak tahun 2017.

Pada tahun 2018, terdapat 910 insiden, termasuk 48 serangan terhadap masjid saja, sedikit lebih rendah dari 1.095 kejahatan pada tahun 2017. Pada tahun 2019, terdapat 871 serangan yang menargetkan komunitas Muslim di Jerman.

Khususnya, pada tahun 2020, ekstremis sayap kanan Tobias Rathjen menyerang dua kafe di kota Hanau, menewaskan sembilan anak muda dan melukai lima lainnya. Seluruh korban berlatar belakang migran, empat di antaranya berkewarganegaraan Turki.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 84 juta jiwa, Jerman merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Perancis. Di antara hampir 5,3 juta penduduk Muslim di negara tersebut, 3 juta diantaranya adalah keturunan Turki.​


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus