Selamat Datang Syakban, Bulan Penentuan untuk Meraih Keutamaan Ramadan

Sobih AW Adnan - Ramadan 2020 26/03/2020
Photo by Michael Weidner on Unsplash
Photo by Michael Weidner on Unsplash

Oase.id- Rajab tuntas, Syakban menjelang. Bulan ke-8 dalam penanggalan Hijriyah ini begitu istimewa karena terletak jelang Ramadan, bulan suci penuh ampunan.

Akan tetapi, Rasulullah Muhammad Saw hingga para ulama terdahulu, sudah mewanti-wanti bahwa Syakban kerap menjadi bulan tempat orang-orang yang lalai. Orang-orang, di bulan ini, diprediksi akan lebih menyibukkan diri dalam persiapan Ramadan dan Lebaran. Padahal, Syakban pun, termasuk ladang memperbanyak amalan.

Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid Ra, Rasulullah Muhammad Saw bersabda;

"Syakban adalah bulan tempat manusia mulai lalai, yakni di antara Rajab dan Ramadan." (HR. Al Nasa’i)

Imam Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam Fathul Bari mengatakan, "Dinamakan Syakban lantaran kesibukan mereka mencari air atau sumur setelah berlalunya Rajab yang mulia."

 

Bulan cahaya dan kasih sayang

Dalam Ma dza fi Sya’ban, Sayyid Muhammad bin Abbas Al-Maliki menjelaskan musabab bulan ini dinamakan Syakban.

Menurut Sayyid Muhammad, sebagian ulama berpendapat, Syakban berasal dari "Sya'a ban" yang bermakna terpancarnya keutamaan. Sementara menurut ulama lainnya, Syakban berasal dari kata "As-syi'bu", bermakna sebuah jalan di gunung, yang tidak lain adalah jalan kebaikan. 

Ada juga ulama yang lebih condong berpendapat, Syakban berasal dari lafaz "As-sya'bu" bermakna menambal. Mereka menilai, bulan ini adalah waktu bagi Allah Swt untuk menambal dan menutupi kegundahan hati hamba-hamba-Nya. 

Namun, ada pemaknaan unik Syakban secara pemenggalan huruf penyusunnya. Pendapat ini diungkapkan Imam Abdurraḥman As-Shafury dalam Nuzhatul Majalis wa Muntakhabun Nafais

Imam Abdurrahman mengatakan bahwa Syakban merupakan singkatan dari huruf Syin yang berarti As-Syaraf atau kemuliaan. Huruf ‘Ain-nya derajat dan kedudukan yang tinggi alias Al-'Uluww. Huruf Ba’ mewakili Al-Birr (kebaikan). Huruf Alif-nya singkatan dari Al-Ulfah, bermakna kasih sayang atau keakraban. Sedangkan Nun memiliki kepankangan An-Nur, yang berarti cahaya. 

Alhasil, Syakban bisa dimaknakan sebagai bulan mulia yang mengandung kebaikan berupa kasih sayang dan cahaya.

 

Baca: Nabi Nuh dan Banjir Besar di Bulan Rajab

 

Penunjang panen Ramadan

Keistimewaan Syakban memang cenderung dikaitkan dengan kedua bulan yang mengiringinya, yakni Rajab dan Ramadan.  

Dari Anas bin Malik Ra, ketika memasuki bulan Rajab, Rasulullah Saw berdoa;

"Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Syakban, dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadan." (HR Baihaqi)

Yang cukup menarik adalah sebuah pengkiasan Syekh Abu Bakr Al-Balkhi terhadap Syakban. Seperti dikutip dalam Lathaif Al-Ma’arif, ia mengatakan;

"Perumpamaan Rajab adalah angin, Syakban ialah awan, dan Ramadan laksana hujan. Barang siapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiraminya saat Syakban, bagaimana mungkin dia bisa memanen hasilnya di bulan Ramadan."

Baca: Rajab Selesai, Ini Niat Puasa Sunah Bulan Syakban

 

Jadi, meraih kemuliaan dan pahala Ramadan nyaris pasti cuma angan-angan, jika kita tidak mulai membangunnya dari sekarang. Wallahu a'lam.

 

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari karya Syihabuddin Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad Al-Atsqalani, Ma dza fi Sya’ban karya Sayyid Muhammad bin Abbas Al-Maliki, Nuzhatul Majalis wa Muntakhabun Nafais karya  Imam Abdurraḥman As-Shafury, serta Lathaif Al-Ma'arif fima li Mawasim Al-Ami min Al-Wadhaif karya Abdurahman ibn Syihabuddin Ahmad ibn Rajab.


(SBH)
TAGs:
Posted by Sobih AW Adnan