Dua Petani Membawa Saffron ke Tunisia di Tengah Perubahan Iklim

N Zaid - Tanaman 04/12/2024
Foto: Reuters
Foto: Reuters

Oase.id - Di ladang-ladang yang disinari matahari di Tunisia utara, dua petani muncul sebagai pelopor tanaman yang dikenal sebagai "Emas Merah" di negara itu.

Menghadapi dampak perubahan iklim terhadap mata pencaharian mereka, mereka beralih ke saffron.

"Mereka menyebutnya 'Emas Merah' terutama karena warnanya yang merah dan karena harganya semahal emas."

Faiza Hamdaoui meninggalkan karier administratifnya pada tahun 2000 untuk mengejar hasratnya di bidang pertanian.

Namun, kekeringan yang melanda negara Afrika Utara itu dalam beberapa tahun terakhir membuatnya membutuhkan ide-ide baru.

"Sekarang, karena perubahan iklim dalam beberapa tahun terakhir, saya beralih ke tanaman yang tidak membutuhkan banyak air, termasuk kunyit."

Industri kunyit Tunisia yang baru lahir dimulai ketika produsen kunyit Aljazair Torsh Mouhamad Dhia Al-Din mendekatinya.

"Saya melakukan percobaan di Aljazair untuk budidaya kunyit - 'Emas Merah' - dan setelah keberhasilannya di Aljazair dari waktu ke waktu, kami pindah ke Tunisia. Saya menghubungi Ibu Faiza, yang tertarik dengan pertanian organik, dan dia mengizinkan saya untuk melakukan percobaan ini di Tunisia. Kami melakukannya, puji Tuhan, dan pada tahun-tahun awal itu adalah pengalaman baru."

Di sini, di Manouba, siklus budidaya dimulai pada bulan Agustus, dengan bunga yang mekar pada bulan Oktober.

Dhia Al-Din menjelaskan bagaimana bunga dikumpulkan dan ditangani dengan hati-hati untuk mengekstrak tiga putik merah yang berharga, yang kemudian dikeringkan secara alami sebelum dijual.

Sekarang ini adalah tahun keempat keberhasilan budidaya mereka.

Kolaborasi kedua petani ini telah membuktikan bahwa saffron, yang dibudidayakan selama ribuan tahun sebagai rempah, pewarna, dan obat, dapat tumbuh subur di iklim Tunisia.

BACA: Museum Bardo yang Berdiri 1888 Dibuka Lagi

Kini, mereka berpikir lebih besar, dengan rencana untuk memperluas usaha dan mengekspor saffron ke luar negeri.

Namun, bagi Hamdaoui, ini lebih dari sekadar kesuksesan pribadi.

Tunisia telah berjuang di bawah tekanan krisis keuangan yang parah.

Hamdaoui bermaksud untuk menyebarkan pengetahuan tentang budidaya saffron kepada petani Tunisia lainnya, dengan harapan dapat menciptakan peluang pertanian baru bagi negara tersebut.(gulfnews)


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus