Mengusir waswas setan dengan dzikir
Oase.id - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan kata 'waswas' untuk menjelaskan keadaan kurang yakin, ragu-ragu, curiga atau khawatir. Dalam surat An-Naas terdapat redaksi 'Min syarril-waswāsil-khannās' yang artinya: Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi.
Dalam Islam, waswas berkaitan dengan 'gangguan' setan. Sebab itu, sering dijumpai teks atau ucapan 'waswas setan'.
Seperti dikutip dari Rumaysho, asalnya waswas itu berarti gerakan atau suara yang samar sehingga kita menjaga diri darinya. Waswas adalah suatu godaan (gangguam) yang masuk dalam jiwa, bisa jadi dengan suara samar yang hanya didengar oleh orang yang digoda, bisa jadi pula tanpa suara seperti setan menggoda manusia.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:
“Setan itu mendekam pada hati manusia. Jika ia luput dan lalai, setan menggodanya. Jika ia mengingat Allah, setan akan bersembunyi.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 13:469-470, Adh-Dhiya’ dalam Al-Mukhtar 10: 367 dengan sanad yang sahih).
Gangguan setan kepada manusia bisa berupa dorongan untuk berbuat dosa atau kemaksiatan, atau membuat orang lalai atau tidak jadi melakukan amal baik.
Setan dapat membisikan kepada manusia untuk menjadi ragu sehingga meninggalkan amal yang semula akan dilakukan.Misal seseorang ingin salat di masjid, namun akhirnya membatalkannya karena ada bisikan dalam hati bahwa amalnya itu tidak akan berarti karena dirinya berniat untuk riya kepada tetangganya.
Salah satu senjata untuk melawan waswas setan itu yaitu dengan berdzikir. Ibnul Qayyim rahimahullah bahwa yang melindungi hamba dari setan yang menjadi musuh yang nyata itu adalah hamba yang senantiasa membasahi lisannya dengan dzikir pada Allah Ta'ala.
Jika seseorang menyibukan diri dengan dzikir pada Allah, musuh tersebut akan bersembunyi, menjadi kerdil dan hina. Setan memiliki sifat waswasil khannas. Maksudnya menggoda hati mabusia ketika manusia itu lalai. Namun, ketika manusia mengingat Allah, setan mengkerut.
(ACF)