Silaturahmi Online Tak Kurangi Kesan Idulfitri

Medcom.id - Idulfitri 2020 24/05/2020
Photo by Medcom.id
Photo by Medcom.id

Oase.id- Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) mengajak masyarakat tetap menjalin silaturahmi spiritual dalam merayakan Lebaran di tengah pandemi virus korona (Covid-19). Umat Islam diajak tidak memaksakan diri melakukan mudik secara fisik, tapi cukup menjalin silaturahmi secara spiritual dan virtual.
 
Ia menuturkan, silaturahmi spiritual juga tidak mengurangi makna dan semangat perayaan Idulfitri 1441 Hijriah. "Kegiatan yang dilaksanakan itu merupakan momen baru sepanjang berdirinya Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara," kata Wakil Rektor UMSU Rudianto, Minggu, 24 Mei 2020.
 
Ia mengatakan, dalam masa pandemi ini segala kegiatan yang biasa dilakukan secara langsung dialihkan secara virtual sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan pemerintah. Tentunya, kata dia, berlebaran secara virtual ini tidak mengurangi kekhidmatan dalam menyambut hari raya Idulfitri tahun ini.

"Semoga Allah lipat gandakan pahala ibadah yang kita lakukan dengan penuh keimanan dan ketakwaan," ujarnya.

 

Rudianto menambahkan lebaran virtual bukan hal mustahil dilakukan di masa pandemi Covid-19. Melihat data yang menunjukkan sebanyak 338,2 juta gawai tersebar di masyarakat Indonesia dan terkoneksi secara digital.
 
Ia menyimpulkan masyarakat Indonesia sudah tidak asing dengan penggunaan aplikasi ataupun platform dalam melakukan kegiatan serta aktivitas sehari- hari, termasuk salah satunya lebaran virtual. Ada keuntungan dan juga kekurangan ketika melakukan komunikasi secara virtual.
 
Keuntungan yang dimaksud dengan komunikasi virtual bisa memutus jarak (physical distancing), meringankan pembiayaan, dan dapat mengatur kualitas komunikasi. Sedangkan kekurangannya, komunikasi virtual terjadi feed back yang tertunda, aspek-aspek non verbal tidak ada, dan sering terjadi permasalahan teknis dan sinyal.

Terlepas dari perdebatan berdamai atau tidak dengan pandemi, Rudianto berpandangan dalam sebuah insiden bencana yang terjadi pasti akan ada new normal setelahnya. Akan tetapi, kata dia, harus di pahami new normal akan terjadi kalau responsnya sudah dilakukan.
 
Namun hal ini agak sulit dilakukan di Indonesia mengingat pemerintah menginginkan new normal segera dilaksanakan namun respons dan recovery tak kunjung dilaksanakan. "Dengan kata lain new normal di Indonesia masih berupa sebuah harapan," ujarnya.
 
Rudianto mengatakan ada beberapa hal yang terjadi ketika new normal berjalan. Misalnya, masyarakat akan tetap berada di rumah dan hanya keluar jika ada hal penting dan mendesak. Selalu safety dengan masker, hand sanitizer dan menjaga kebersihan, terbiasa mencuci tangan minimal 30 menit sekali, terlatih menjaga jarak, menghindari transportasi umum dan lainnya.
 
"Dan tentunya dalam new normal dalam beraktivitas kita menggunakan video confrencework from homeonline shoppinge learning dan yang terpenting menerapkan pola hidup bersih dan sehat," ungkapnya.


(SBH)
Posted by Sobih AW Adnan