Aisyah al-Qurthubiyah, Perempuan Ulama Berjuluk 'Si Kutu Buku'

Siti Mahmudah - Perempuan muslim 13/08/2021
Photo by Idina Risk from Pexels
Photo by Idina Risk from Pexels

Oase.id - Nama lengkapnya Aisyah binti Ahmad al-Qurthubiyah. Ia dikenal sebagai tokoh publik Kordoba, Spanyol, sebagai perempuan penyair Andalusia, perempuan cerdas dan sastrawan. Bahkan, karena pengetahuannya yang luas ia dijuluki syughufah bi al-qira’ah wa al-mu’asanah bil al-kutub atau si kutu buku, seorang perempuan yang gila membaca buku.

Seisi rumahnya dipenuhi tumpukan buku. Ia mempunyai perpustakaan pribadi yang isinya buku-buku dan manuskrip-manuskrip yang jarang orang lain miliki. Bahkan beberapa koleksinya dihibahkan ke perpustakaan Kordoba.

Selain itu, Aisyah al-Qurthubiyah memiliki tulisan tangan yang bagus dan sangat indah. Bahkan, khalifah Andalusia, Abdurrahman III, yang bergelar an-Nashir (sang pemenang) adalah salah satu pengagum Aisyah, juga menaruh perhatian dan memberikan penghormatan yang tinggi kepadanya karena kapasitas keilmuannya menonjol diantara para intelektual laki-laki.

Seorang sastrawan dan sejarawan besar, Abu Hayyan at-Tauhidi dalam bukunya berjudul Al-Muqtabas, memberikan kesaksian atas kepiawaian perempuan cerdas seperti Aisyah. Ia menyampaikan kekagumannya yang luar biasa kepadanya. Kira-kira seperti ini kalimat yang disampaikannya: “Tak ada seorang pun di Andalusia pada zaman itu mampu mengungguli Aisyah al-Qurthubiyah dalam banyak aspek: pengetahuan, sastra, puisi, kefasihan bertutur, dan keluhuran pribadinya.”

Sedangkan, penulis buku Al-Maghrib atau sejarah Maroko, menyebut Aisyah sebagai innaha min ‘ajaib zamaniha wa gharaib awaniha (perempuan paling mempesona dan aneh pada zamannya).
Semasa hidup dan sampai akhir hayatnya Aisyah memilih tidak menikah.

Tidak ada alasan dan informasi mengapa ia tidak menikah. Akan tetapi, para analis hanya berhipotesa, bahwa mungkin saja karena tidak ada laki-laki yang pantas atau bisa saja ia bingung memilih satu dari sekian banyak laki-laki yang melamarnya. Namun, kebanyakan orang menduga ia tidak menikah karena sibuk dengan ilmu pengetahuan dan belajar, membaca dan meneliti daripada mengamati wajah-wajah para pelamarnya. 

Ada pula yang mengira bahwa Aisyah memilih tidak menikah karena memiliki keyakinan menggumuli ilmu pengetahuan jauh lebih nikmat daripada kenikmatan menikah dan terikat. Aisyah al-Qurthubiyah wafat pada 1.009 Masehi.

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam buku Perempuan Ulama di Atas Panggung Sejarah karya KH. Husein Muhammad


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus