Menikmati Puisi Komedi di Masa Pandemi

Media Indonesia - Komunitas Anak Muda 13/04/2020
Photo by Sarah Brink on Unsplash
Photo by Sarah Brink on Unsplash

Oase.id- Sejumlah penyair bergiliran membacakan bait-bait puisi dari rumah dan dipertontonkan lewat tayangan langsung Instagram.

Pembacaan puisi dalam tajuk #puisidirumajsaja merupakan inisiasi dari penerbit buku Imaji Indonesia dan kanal Info Sastra. Minggu, 12 April malam itu merupakan ketiga kalinya helatan itu digelar. 

Acara dibuka dengan pembacaan sepenggal sajak karya Jose Rizal Manua berjudul Sembako Atawa Sembarang Komentar yang dibawakan Willy Ana (@puisiwilly). Ana membacakan sepenggal sajak itu dengan menyanyikannya.

Disambung dengan pembacaan Obituari Laut oleh Wayan Jengki Sunarta (@jengki_sunarta). Puisi itu merupakan salah satu puisi yang ada dalam buku kumpulan puisinya, Amor Fati (2019).

Selain Wayan Jengki, penyair yang juga membacakan salah satu karyanya ialah Ratna Ayu Budhiarti (@ratnaayu_b). Penyair yang bermukim di Bandung ini, memilih salah satu puisinya dari antologi What’s Poetry? (2012).

Ratna Ayu membacakan sajak berjudul Cerita Wanita Karir Setelah Melepas Lajang.

 

Pangeran sudah tanpa “shining armour” lagi

Dia kini berperut gendut, dan aku harus mencuci setiap hari:

Bye-bye meni-pedi

Aku tak punya waktu dan uang lagi


Pentas sastra #puisidirumahsaja kali ini memang bertema ‘Panggung Puisi Komedi.’ Sehingga banyak dari para penyair yang membacakan sajak-sajak yang bernada humor.  

Para penyair yang juga ikut berpartisipasi pada Minggu malam itu ialah Isbedy Setiawan ZS, Mahwi Air Tawar, Tora Kundera, Iwan Kurniawan, Aditya Putra Utama, Fikar W. Eda, Muhammad Alfarizie, Devi Matahari, Iman Sembada, Zulfaisal Putra, Yusuf Bambang, Sudiyanto, dan Mustafa Ismail.

Format pembacaan #puisidirumahsaja ini ialah beralih dari akun satu penyair ke penyair lain. Kita yang ingin menonton, bisa melihat informasinya terlebih dahulu di akun @infosastra. Namun, tampaknya perlu dipikirkan format lain agar #puisidirumahsaja lebih bisa diikuti secara efektif.

Pasalnya, saat berpindah ke akun satu penyair ke penyair lain, cukup merepotkan karena harus berulang-ulang mengetikkan nama pengguna di kolom pencarian. Belum lagi, bila akun si penyair dikunci, otomatis kita tidak bisa menyaksikan tayangan langsungnya. 


(SBH)
Posted by Sobih AW Adnan