Ini Peristiwa-Peristiwa yang Terjadi pada Bulan Muharam

Fera Rahmatun Nazilah - Fenomena 04/09/2020
Photo by Nainizul from Freepik
Photo by Nainizul from Freepik

Oase.id- Muharram tak hanya menyimpan keutamaan. Berbagai peristiwa bersejarah juga pernah terjadi di bulan pertama tahun hijriyah ini, beberapa di antaranya:

Nabi Musa As diselamatkan dari kejaran Firaun dan Bala Tentaranya

Pada 10 Muharram atau dikenal sebagai hari Asyura, Allah Swt menyelamatkan Nabi Musa As dan para pengikutnya dari kekejaman Firaun dan bala tentaranya. Sebagai ungkapan syukur kepada Allah Swt, umat terdahulu kemudian berpuasa setiap hari Asyura. 

Hal ini sebagaimana tercantum dalam hadis riwayat Imam al-Bukhari, bahwasanya Ibnu Abbas Ra berkata
Tatkala Rasulullah Saw datang ke Madinah, orang-orang Yahudi sedang berpuasa pada hari 'Asyura. Lalu beliau bertanya kepada mereka, mereka menjawab: Ini adalah hari ketika Musa dapat mengalahkan Fir'aun. Maka Nabi Saw bersabda kepada para sahabat: 'Kita lebih berhak atas Musa dari mereka, maka berpuasalah kalian." (HR. Bukhari)

Baca juga: Keutamaan Puasa Muharam, Tasua, dan Asyura

 

Rasulullah Saw meminang Ummu Habibah

Dalam ar-Rahiq al-Makhtum, Syekh Shafiyurahman al-Mubarakfuri menuliskan, Rasulullah Saw mengutus Amr bin Umayyah adh-Dhamri untuk mengantarkan surat kepada Raja Najasyi di Habasyah pada Muharram 7 H, sekaligus menyampaikan pinangan Rasulullah Saw untuk Ummu Habibah.

Kala itu perempuan yang bernama asli Ramlah binti Abu Sufyan ini sedang berhijrah ke Habasyah. Mendiang suaminya, Abdullah murtad dan wafat di tanah hijrah tersebut.

Maka, atas surat Rasulullah Saw, Raja Najasyi kemudian meminangkan Ummu Habibah untuk Nabi Muhammad Saw dan menikahkan keduanya dengan maskawin sebesar 400 dinar.

Mariyah al-Qibtiyah Wafat

Mariyah al-Qibtiyah merupakan seorang budak Kristen Koptik yang dikirimkan oleh Muqawqis, penguasa Mesir untuk Rasulullah Saw pada tahun ke-7 Hijriyah. 

Sejumlah ulama menyatakan bahwa Mariyah juga dinikahi oleh Rasulullah Saw. Sedangkan sebagian lagi mengemukakan bahwa ia hanyalah budak perempuan milik Nabi Saw. 

Dari hubungannya dengan Rasulullah Saw, Mariyah dikaruniai seorang putra bernama Ibrahim bin Muhammad. Namun Ibrahim wafat saat masih kecil.

Berdasarkan riwayat al-Waqidi, Mariyah al-Qibtiyah menutup usia pada bulan Muharram tahun 16 H, lima tahun setelah wafatnya Rasulullah Saw. Umar bin Khattab yang saat itu menjabat sebagai amirul mukminin kemudian menyalatinya dan memakamkannya di Baqi.

Hudzaifah bin Yaman Wafat

Hudzaifah bin Yaman bin Husail merupakan sahabat mulia yang diberi julukan pemegang rahasia Rasulullah Saw. 

Beliau adalah orang kepercayaan Nabi Muhammad Saw. Kepadanya, Rasululah Saw pernah mengabarkan sederet nama-nama orang munafik dan mengamanahkannya agar memata-matai mereka. 

Beliau menghembuskan nafas terakhir di Madinah, pada Muharram, 36 H.

Baca juga: Mengapa Muharam Menjadi Bulan Pertama Kalender Hijriah?

 

Husein bin Ali dibunuh di tanah Karbala

Salah satu peristiwa paling kelam di bulan Muharram adalah wafatnya Husein, putra dari pasangan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Muhammad Saw. Dalam al-Ishabah fit Tamyiz as-Shahabah disebutkan, cucu Rasulullah Saw ini wafat pada hari Asyura tahun 61 H. 

Ketika itu rakyat Kufah meminta Husein bin Ali untuk datang ke Kufah, pusat pemerintahan Islam kala itu. Mereka berjanji akan membaiat dan mendukung putra Ali bin Abi Thalib itu, karena mereka kecewa dengan kepemimpinan Yazid bin Muawiyah.

Maka keluarlah Husein bin Ali bersama keluarganya dan sedikit pendukungnya. Jumlahnya hanya sekitar 72 orang, termasuk para perempuan dan anak-anak. Namun sesampainya di Karbala, mereka dihadang pasukan utusan Yazid bin Muawiyah, yang berjumlah 4.000 orang dan dipimpin Umar bin Sa’ad bin Abi Waqqash. 

Rombongan Husein yang tak berniat perang tentu bukan hanya kalah dari segi jumlah, melainkan juga kekuatan. Maka cucu Rasulullah Saw ini pun syahid bersama para keturunan dan pendukungnya. Kepala beliau bahkan dipenggal dan dibawa ke hadapan Yazid bin Muawiyah.

 

Sedangkan sisa yang selamat, yang terdiri dari para perempuan dan salah satu putranya, Ali bin Husain yang ketika itu sedang sakit dibawa ke Kufah menghadap sang khalifah. 

 

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam al-Ishabah fit Tamyiz as-Shahabah jilid 2 dan 8, karya Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Hajar al-Atsqalani atau yang dikenal dengan Ibnu Hajar al-Atsqalani. ar-Rahiq al-Makhtum karya Syekh Safiyurrahman al-Mubarakfuri


(SBH)
TAGs:
Posted by Sobih AW Adnan