Jangan Turuti Perasaan Dengki di Dalam Hati
Oase.id - Seorang muslim tidak mendengki. Dengki bukanlah akhlaknya maupun sifatnya, selagi ia mencintai kebaikan untuk masyarakat umum, dan lebih mengutamakannya daripada untuk dirinya sendiri sebab kedengkian menghilangkan dua akhlak yang mulia ini yaitu: Cinta kebaikan dan itsar (mendahulukan orang lain).
Seorang Muslim tidak suka mendengki bahkan membencinya karena iri dengki adalah menentang pembagian Allah akan karunia Nya kepada para makhlukNya. Allah berfirman
"Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang telah Allah berikan kepadanya." (An-Nisa:54)
"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka ats sebagian yang lain beberapa derajat." (Az-Zukhruf: 32)
Dua macam iri dengki
Pertama: Seseorang mengharapkan hilangnya nikmat harta, ilmu kehormatan, kedudukan maupun lainnya dari orang lain agar pindah kepada dirinya.
Kedua: Yang lebih jelek yaitu mengharapkan hilangnya nikmat pada orang lain, meskipun tidak pindah kepada dirinya dan ia tidak mendapat bagian apa pun darinya.
Sedangkan al-ightibath bukan termasuk hasad (iri), karena ia hanya menginginkan memperoleh nikmat seperti kenikmatan orang lain, berupa ilmu, harta maupun kenyamanan lainnya tanpa menginginkan hilangnya nikmat tersebut dari orang lain, karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Tidak boleh iri kecuali pada dua perkara: Pertama, orang yang dianugerahi Allah harta kemudian dia membelanjakannya di jalan al-haq (mengalahkan perasaan kikirnya) dan kedua, orang yang diberi hikmah oleh Allah kemudian dia mengamalkan dan mengajarkannya. ( HR al-Bukhari)
Kedengkian dengan dua jenisnya itu adalah haram secara mutlak, maka seseorang tidak dihalalkan mendengki kepada seseorang pun Allah berfirman,
"Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang telah Allah berikan kepadanya." (An-Nisa:54)
"Karena dengki yang timbul dari mereka sendiri." (Al-Baqarah:109)
"Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki." (Al-Falaq:5)
Celaan Allah terhadap akhlak yang tercela ini menentukan hukum haramnya dan laranganNya dari berbuat demikian. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Janganlah kalian saling membenci, saling iri, saling bermusuhan, dan saling memutuskan hubungan, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, maka tidak halal bagi seorang Muslim untuk mendiamkan saudaranya, lebih dari tiga hari." (HR al Bukhari)
"Jauhilah olehmu iri dengki, karena sesungguhnya iri dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar, atau rumput kering." (Abu Dawud)
Bagaimana bila rasa hasad mulai melingkupi hati dan pikiran kita? Jika terlintas di pikiran seorang Muslim untuk mendengki sesuai watak manusianya, dan tidak dijaminnya ia dari berbuat kesalahan maka haruslah berusaha menolak pikiran dengki itu dari dirinya, dan harus membencinya sehingga hasad tidak menjadi hasrat baginya.
Jangan sampai ia berkata dengan menurutinya atau bertindak dengan hasad itu, sehingga akan menimbulkan kehancuran. Jika ada sesuatu yang membuatnya kagum, hendaklah mengatakan "Ma sya Allah" (Segala sesuatu atas kehendak Allah).
"La quwwata illa billah" (Tiada kekuatan kecuali dari Allah). Dengan cara ini maka iri dengki tidak akan berpengaruh padanya dan selamatlah dia."(Minhajul Muslim:Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza 'iri)
(ACF)