Kelompok HAM Desak Penolakan Pilihan Trump Terkait Pandangan Anti-Muslim

N Zaid - Diskriminasi Islam 15/11/2024
Foto: Ist
Foto: Ist

Oase.id - Sebuah kelompok pembela hak-hak Muslim telah meminta Senat untuk menolak Pete Hegseth, calon Menteri Pertahanan Donald Trump, atas pandangannya yang anti-Muslim.

Pete Hegseth, calon Menteri Pertahanan Donald Trump, telah menuai kritik tajam atas pernyataan kontroversialnya yang menganjurkan pembangunan kuil Yahudi di lokasi Masjid Al-Aqsa di al-Quds yang diduduki, serta atas sejarah retorikanya yang anti-Muslim. Kelompok-kelompok hak asasi kini mendesak Senat untuk menolak pencalonannya.

Hegseth, mantan pembawa acara televisi, menyampaikan seruannya untuk membangun kembali kuil Yahudi selama acara tahun 2018 di Hotel King David di al-Quds. Merujuk pada situs suci tersebut, ia berkata, "Tidak ada alasan mengapa mukjizat pembangunan kembali kuil di Temple Mount tidak mungkin terjadi." 

"Saya tidak tahu bagaimana itu akan terjadi, Anda tidak tahu bagaimana itu akan terjadi, tetapi saya tahu itu bisa terjadi — dan langkah dalam proses itu adalah pengakuan bahwa fakta dan aktivitas di lapangan benar-benar penting." 

Ia juga mendesak Israel untuk memanfaatkan dukungan pemerintahan Trump, menyebut para pejabatnya sebagai "orang-orang yang benar-benar percaya," menurut Middle East Eye.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) telah mengeluarkan pernyataan keras yang mengecam pencalonan Hegseth.

"Hasutan perang Tuan Hegseth, pembelaan terhadap mereka yang dituduh melakukan kejahatan perang, seruan untuk penghancuran masjid Al-Aqsa, dan pandangannya yang sangat anti-Muslim seharusnya mendiskualifikasi dia dari peran apa pun dalam pemerintahan negara kita," kata Edward Ahmed Mitchell, Wakil Direktur Nasional CAIR, pada hari Jumat.

"Jika Presiden terpilih Trump serius ingin mewujudkan perdamaian di luar negeri dan mengutamakan kepentingan Amerika di atas kepentingan pemerintah asing, ia harus menarik kembali pencalonan Tn. Hegseth, dan jika tidak, pencalonannya harus ditolak oleh Senat," katanya seperti dikutip oleh situs web kelompok hak asasi manusia tersebut.

Pandangan Hegseth juga menjadi sorotan dalam laporan Washington Post baru-baru ini. Dalam bukunya tahun 2020, American Crusade, Hegseth dilaporkan membidik Islam, menggambarkannya sebagai agama yang "bukan agama damai, dan tidak pernah demikian." (iqna)


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus