Kemenag Dorong Siswa Madrasah Jadi Aktor Resolusi Cegah Kawin Anak

N Zaid - Pernikahan 19/09/2024
Foto: Kemenag
Foto: Kemenag

Oase.id - Ratusan pelajar dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Semarang, MAN 2 Semarang, serta beberapa SMA swasta turut serta dalam Seminar Nasional Pencegahan Perkawinan Anak di Semarang pada Kamis, 18 September 2024. Kegiatan ini bertujuan menciptakan agen perubahan guna mencegah terjadinya perkawinan anak.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin, menyampaikan harapannya agar para pelajar dapat mendorong terbentuknya generasi unggul, baik dari segi akademis maupun karakter.

Kamaruddin menjelaskan bahwa pendekatan ini didasarkan pada psikologi remaja, yang umumnya lebih mudah terpengaruh oleh sesama yang memiliki usia dan pengalaman serupa. Pelajar madrasah diharapkan dapat menyebarkan nilai-nilai karakter remaja yang sehat sesuai dengan ajaran para nabi.

"Para pelajar madrasah memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas dan berakhlak mulia. Oleh karena itu, mereka perlu diberikan ruang dan bimbingan yang tepat," ujarnya disitat dari laman Kemenag, Kamis (19/9).

Di sisi lain, Kepala Subdirektorat Bina Keluarga Sakinah, Agus Suryo Suripto, menegaskan bahwa program pencegahan perkawinan anak menjadi prioritas Kementerian Agama, terutama untuk anak-anak usia sekolah di Madrasah Aliyah (MA).

"Program pembentukan agen resolusi difokuskan untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Anak-anak madrasah memahami dunia mereka dengan cara yang berbeda dari orang dewasa, sehingga agen perubahan menggunakan bahasa mereka sendiri," jelasnya.

Agus berharap dengan adanya agen perubahan dari kalangan internal, perkawinan anak dapat dicegah dan generasi yang berkualitas dapat terwujud. "Kami sudah membentuk agen resolusi di Lampung, Jawa Timur, dan NTB yang saling bersinergi," tambahnya.

Agen resolusi ini juga dapat dioptimalkan oleh kementerian lain, seperti BKKBN, serta lembaga terkait lainnya. Kementerian Agama bekerja sama dengan guru, psikolog, dan LKKNU untuk memaksimalkan program ini.

Selain itu, Kemenag juga telah mempersiapkan program pelatihan dan pendampingan bagi siswa terpilih, seperti program BRUS (Bimbingan Remaja Usia Sekolah). Program ini bertujuan membekali para siswa dengan keterampilan kepemimpinan, pemecahan masalah, dan komunikasi yang efektif. "Harapannya, program ini akan menciptakan efek domino di mana agen perubahan dapat menginspirasi teman-temannya untuk ikut berkembang," tutup Agus.


(ACF)
TAGs:
Posted by Achmad Firdaus