Diselamatkan oleh Shalat: Sebuah Kisah Tentang Godaan Sihir dan Keteguhan Iman

N Zaid - Sihir dan Guna-guna 27/06/2025
ilustrasi. Foto: Pixabay
ilustrasi. Foto: Pixabay

Oase.id - Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, masih ada kisah-kisah nyata yang membawa kita merenung tentang makna sejati keimanan. Salah satunya datang dari sebuah negeri Arab—kisah tentang seorang pria biasa yang nyaris tergelincir ke dalam dunia kelam sihir, namun terselamatkan oleh satu hal: shalat.

Cerita ini dikisahkan Syaikh Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, seorang pengajar dan guru besar bidang Aqidah di Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia. 

Dia bercerita, pria itu, sebut saja Fulan, tinggal di sebuah lingkungan yang tampak biasa. Di dekat rumahnya, ada seorang tetangga yang misterius. Tidak diketahui sebagai pedagang, bukan pula pewaris kaya raya. Ia tak bekerja, namun memiliki kekayaan yang mencolok. Siapa pun yang membutuhkan uang hanya perlu mengetuk pintunya—dan ia akan memberi tanpa banyak tanya.

Rasa penasaran mendorong Fulan bertanya: “Apa jalanmu hingga bisa kaya seperti ini?”

Tetangganya menjawab, “Aku akan menunjukkan jalan, tapi apa pun yang aku katakan, lakukan. Jangan tinggalkan satu pun.” Dan Fulan, yang saat itu dikuasai ambisi, menyetujuinya.

Di sinilah awal kisahnya berubah arah.

Tetangganya menuntunnya ke tepi sungai saat matahari terbenam. “Sebut nama-nama ini,” katanya, “Panggil mereka.” Fulan pun berdiri di bawah langit jingga, memanggil nama-nama asing yang diberi kepadanya. Lalu, sesuatu benar-benar muncul dari sungai—sosok yang berbicara, memanggilnya dengan namanya.

Syarat demi syarat diucapkan makhluk itu. Fulan mengangguk, hingga sampai pada satu permintaan yang membuatnya terguncang: “Tinggalkan shalat.”

Permintaan itu menghantam hatinya. Ia terdiam. Sejak kecil, ia dididik untuk menjaga shalat. Tak pernah sekalipun ia membayangkan meninggalkannya. Shalat telah menjadi tiang kehidupannya, pengingatnya dalam suka dan duka.

"Apa pun yang terjadi, aku tidak akan meninggalkan shalat," tegasnya pada makhluk itu.

Dan saat itulah, makhluk itu mengeluarkan suara keras—marah, lalu menghilang ke dalam sungai. Ketika Fulan kembali ke tetangganya, ia mendapati pria itu murka, dikuasai amarah. 

Ia gagal mengirim seseorang yang bersedia menjual iman demi kekayaan.

Fulan selamat. Bukan karena kekuatan ilmu, tapi karena shalat.

Sihir dan Harga Iman
Kisah ini bukan sekadar legenda urban atau cerita pengantar tidur. Ini adalah pengingat nyata bahwa dunia sihir tidak pernah terbuka kecuali dengan membayar harga tertinggi: kekufuran.

Sihir tidak terjadi karena ilmu semata, melainkan karena mengganti loyalitas kepada Allah dengan tunduk kepada setan. Dan salah satu bentuk kekufuran paling awal yang diminta setan adalah meninggalkan shalat.

Allah ﷻ berfirman:

"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar." (QS. Al-Ankabut: 45)

"Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat." (QS. Al-Baqarah: 45)

Shalat adalah perisai pertama seorang Muslim. Ia bukan hanya ibadah, tapi benteng akidah. Meninggalkannya adalah celah awal bagi setan untuk masuk dan menguasai jiwa.

Di Tengah Godaan, Tegakkan Shalat
Dalam zaman di mana kemudahan materi sering ditawarkan dengan jalan pintas, kisah Fulan menjadi tamparan halus bagi siapa pun yang tengah tergoda untuk mencari jalan cepat menuju kekayaan. Tak semua kemudahan adalah karunia. Kadang, itu ujian yang menyamar.

Dan dalam setiap ujian, shalatlah penentu selamat tidaknya seseorang.

Kita mungkin tidak akan pernah berdiri di tepi sungai saat matahari terbenam memanggil setan. Tapi setiap hari, kita berdiri di hadapan keputusan-keputusan sulit: menjaga shalat, atau melupakannya karena urusan dunia?

Semoga kita selalu memilih yang pertama—seperti Fulan—dan tetap teguh di jalan iman, karena sejatinya, tidak ada kekayaan yang lebih besar dari ketaatan kepada Allah.

 


(ACF)
Posted by Achmad Firdaus