LFNU Jatim Gelar Rukyatul Hilal di 17 Titik

Medcom.id - Ramadan 2020 23/04/2020
Photo by RIval Awal from Antara
Photo by RIval Awal from Antara

Oase.id- Sidang isbat menentukan 1 Ramadan 1441, digelar Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Jawa Timur, Kamis, 23 April 2020. Terdapat 17 titik rukyatul hilal yang potensial dengan menerapkan protokol covid-19.

"Ada 17 titik potensial sebagai lokasi rukyat yang tersebar di daerah di Jatim," kata Ketua LFNU Jatim, Shofiyulloh, dikonfirmasi, Kamis, 23 April 2020.

Adapun 17 titik rukyatul hilal itu, yakni di Balai Rukyat NU Condrodipo Gresik, POB Masjid Denanyar Jombang, Observatorium Jokotole IAIN Madura Pamekasan Madura, Balai Rukyat Ibnu Syatir PP. Al Islam Joresan Ponorogo; Tulung Saradan Madiun, dan Banaran Geger Madiun.

 

Rukyatul hilal juga akan dilaksanakan di Gumuk Klasi Indah Banyuwangi, Ponpes Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan, Masjid Agung At Taqwa Bondowoso, Pucuk Pelangi Gunung Gede Wonotirto dan Bukit Banjarsari Blitar, Pantai Kalbut Situbondo, MAN 3 Kediri, Tanjungkodok Lamongan, Kantor Pemkab Malang, Kantor PCNU Kabupaten Mojokerto, dan Menara Rukyatul Hilal di Tuban.

"Pada pelaksanaan rukyat nanti, karena sekarang ini dalam situasi pandemi korona, maka kami akan menerapkan protokol kesehatan, untuk pencegahan covid-19 diterapkan," ujar Shofiyulloh.

Shofiyullah menerangkan ada 12 protokol yang akan diterapkan sesuai dengan situasi pandemi korona. Pertama, lokasi rukyatul hilal harus berada dalam lingkup kabupaten/kota di mana LFNU berada.

"Kedua, lokasi rukyatul hilal harus disemprot disinfektan dan dilengkapi titik-titik fasilitas cuci tangan, sabun dan atau hand sanitizer," ujarnya.

Ketiga, jumlah petugas di lokasi rukyat hilal maksimal sembilan orang, yang terdiri atas operator instrumen, petugas sekretariat, dan hakim. Keempat, apabila rukyatul hilal diselenggarakan di lokasi yang dipakai bersama pihak lain, maka jajaran LFNU harus membuka komunikasi dan melakukan penyesuaian.

"Ini untuk memastikan jumlah maksimum petugas gabungan yang hadir di lokasi tersebut sembilan orang," ujarnya.

Kelima, ketua tim mendata nama petugas yang akan melaksanakan rukyatul hilal, dengan syarat petugas diprioritaskan berusia di bawah 50 tahun, dalam kondisi sehat, tidak menderita penyakit penyerta.

Keenam, paling lambat mulai seminggu sebelum pelaksanaan rukyatul hilal, para petugas harus mulai mengukur suhu badan masing-masing setiap hari, dan dilaporkan kepada ketua tim atau Satgas NU Peduli Covid-19.

"Ketujuh, pada hari pelaksanaan rukyatul hilal, ketua tim atau Satgas NU Peduli covid-19 harus melakukan pengecekan kesehatan sekali lagi, sebelum berangkat ke lokasi rukyat," ujarnya.

Delapan, seluruh petugas yang lolos pengecekan harus mengenakan masker sejak berangkat ke lokasi rukyat. Sembilan, lokasi rukyat bersifat tertutup, sehingga tidak diperkenankan ada undangan maupun non-undangan masuk.

"Nantinya lokasi rukyat akan dijaga ketat oleh petugas keamanan, atau Banser yang mengenakan masker," ujarnya.

Sepuluh, satu orang petugas hanya menangani satu instrumen (satu teleskop ditangani satu orang, satu laptop ditangani oleh satu orang yang lain). Sebelas, melaksanakan jaga jarak minimal satu meter antara setiap orang dengan yang lain, dan tidak berkerumun di setiap instrumen.

"Terakhir, sebelum dan sesudah rukyat, instrumen yang digunakan untuk rukyatul hilal diusahakan dilap dengan kain yang telah dibasahi cairan sabun," tandasnya.


(FER)
TAGs:
Posted by Fera Rahmatun Nazilah